“Jangan lupa, kuliner adalah salah satu ikon penting dalam daya tarik sebuah destinasi,” tegasnya.

Kolaborasi dan E-Magazine Gastronomi

Mai Hang! Food Festival diselenggarakan berkat kolaborasi antara BPOLBF dan Kementerian Pariwisata. Festival ini juga merupakan kelanjutan dari peluncuran E-Magazine Gastronomi Lokal Labuan Bajo Flores yang bertepatan dengan Hari Pariwisata Dunia 2024.

E-Magazine tersebut menampilkan galeri foto dan narasi dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang mempromosikan 10 kuliner khas Labuan Bajo Flores.

Hidangan tersebut antara lain Bobo, Rebok, Kopi Tuk, Songkol, Latung Bombo, Nuru Cuing, Kolo, Lenco, Serabe, Lomak, dan Baru Ikan.

Frans memperkirakan perputaran uang selama festival ini mencapai sekitar Rp45 juta hingga Rp50 juta dengan jumlah pengunjung lebih dari 1.500 orang.

“Belum ada angka spesifik, tapi jika melihat pengalaman sebelumnya, rata-rata pengeluaran satu orang berkisar Rp30-50 ribu. Jadi, estimasi totalnya sekitar Rp45-50 juta,” paparnya.

Para pengunjung festival ini terdiri dari warga lokal, wisatawan nusantara, hingga wisatawan mancanegara.