Menurut Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, K.H. Ahmad Fahrur Rozi, dalam sebuah keterangan, mimpi basah tidak membatalkan puasa, meskipun terjadi pada siang hari di bulan Ramadan. Hal ini telah disepakati oleh para ulama.
Dalam sebuah hadis shahih, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa pena catatan amal diangkat dari orang yang sedang tidur sampai dia bangun. Ini menunjukkan bahwa seseorang tidak bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan dalam keadaan tidur.
Allah SWT juga tidak membebani manusia melebihi kemampuannya. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an (Surat Al-Baqarah ayat 286): “Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perlunya Pemahaman dan Edukasi
Dalam Islam, pemahaman yang benar tentang hukum-hukum agama sangatlah penting. Para ulama menekankan bahwa umat Muslim tidak perlu merasa bersalah atau khawatir jika mengalami mimpi basah saat berpuasa.
Hal ini karena mimpi basah adalah sesuatu yang alami dan tidak bisa dihindari.
Penting untuk diingat bahwa ibadah puasa bukan hanya tentang menahan makan dan minum, tetapi juga tentang menjaga niat dan kualitas ibadah secara keseluruhan.
Oleh karena itu, menjaga niat yang tulus dan melanjutkan ibadah dengan baik adalah yang terpenting bagi umat Islam saat menjalankan puasa, terlepas dari peristiwa mimpi basah yang mungkin terjadi.
