Tajukflores.com – Kisah pilu seorang wanita yang nyaris menjadi korban perselingkuhan kakak iparnya, bak Rani dalam film “Ipar Adalah Maut”, viral di media sosial. Wanita ini, sebut saja Melisa, membagikan pengalaman pahitnya yang hampir menghancurkan rumah tangga kakaknya.

Kisah Melisa yang hampir mirip karakter Rani dalam film Ipar Adalah Maut diungkapkan oleh seorang wanita yang diunggah akun @kabarheboh13 di X (Twitter).

“Kuncinya ada di cewenya sih, sehebat apapun cowok merayu kalo cewe ngga ngrespon ya ngga akan terjadi,” tulis Melisa di awal kisahnya di akun @kabarheboh13, dikutip Tajukflores.com, Jumat (14/6).

Kisah ini dimulai dengan latar belakang yang biasa. Kakak perempuan dan suaminya sebelumnya tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur, sebelum akhirnya suami kakaknya mendapat pekerjaan di Bali. Sementara itu, sang kakak masih bertahan di Banyuwangi.

Suatu hari, suami kakaknya, sebut saja Doni, menghubungi Melisa untuk menemaninya membeli baju untuk kakaknya.

Pada awalnya, tidak ada yang terlihat aneh. Namun, ketika suami kakaknya meminta untuk tidak memberi tahu kakaknya, wanita ini mulai merasa curiga.

“Suatu ketika si suami (kakak ipar) chat aku buat minta temenin beli baju buat kakak aku. Di sini aku masih gak ada mikir aneh-aneh tapi waktu si suami bilang ‘jangan kasih tau mbak e ya’, di situ aku mulai ngerasa aneh,” kata Melisa.

Meskipun demikian, ia memilih untuk tidak mempermasalahkannya lebih lanjut. “Oh, Ok, mungkin mau buat oleh-oleh karena beberapa hari lagi balik ke Banyuwangi,” imbuhnya.

Setelah menemukan baju yang diinginkan oleh kakaknya, seharusnya mereka pulang. Namun, Dony, sang kakak ipar mengajaknya untuk makan si sebuah warung.

Sekitar dua minggu kemudian, Melisa mengaku kakak iparnya datang ke rumah untuk meminta izin ke mamanya alias sang mertua untuk mengajak Melisa ke tempat belanja. Dony meminta izin ke mertuanya dengan dalih tak mengetahui tempat untuk mencari baju yang bagus di Banyuwangi.

“Karena dia izin ke mama, jadi mama juga gak mikir aneh-aneh. Mikirnya cuma itung-itung nolong orang, jadi mama izinin,” cerita Melisa.

Sebelum tiba di lokasi belanja, Melisa mengaku diajak Dony untuk mampir di sebuah tempat makan. Kebetulan saat itu masih pagi, sekitar pukul 09.00 WIB. Di tempat makan inilah Dony mulai mengeluarkan rayuan maut.

“Nah, di tempat makan ini, dia bilang, ‘abis ini cari tempat buat berdua yuk’. Aku langsung kaget banget. Haa, maksudnya?,” ungkap Melisa.

“Cari tempat buat berdua, buat ngobrol,” jawab Dony.

“Ini kan udah berdua, kenapa harus cari tempat lagi, ngobrol aja di sini,” jawab Melisa. Kebetulan, kata Melisa, tempat makannya itu baru buka, jadi keduanya merupakan pelanggan pertama hari itu.

Setelah makan, Dony pun mengajak Melisa ke tempat belanja. Namun, saat dalam perjalanan, sang kakak ipar menyampaikan niatnya untuk membelikan jajan di sebuah minimarket.

“Aku jawab gak usah baru selesai makan juga, masih kenyang. Dan omongan itu berkali-kali dan dia tayain sama aku, dan lagi-lagi aku masih belum ada perasaan aneh apapun. Cuma pertanyaan di tempat makan tadi yang bikin aku merinding,” kata Melisa.

Setelah mendapatkan baju yang diinginkan Dony, keduanya langsung keluar dari tempat belanja. Melisa berpikir keduanya akan langsung pulang tapi ternyata sang kakak ipar punya tujuan lain.

“Kamu pernah gak nongkrong di sini,” tanya Dony sembari nunjuk ke kanan.

“Dimana? Gak pernah nongkrong di daerah sini,” jawab Melisa.

“Oh kalau di sini,” tanya Dony sambil masuk gang.

Saat itu, sebelum mobil yang dikemudikan Dony masuk ke sebuah gang yang mengarah ke sebuah tempat penginapan, sang kakak ipar kembali menyampaikan rayuan maut.

“Dia bilang mau bilang mau beliin apapun yang aku mau. Nah tepat di depan gang itu, ada plang nama (sebuah) penginapan,” ungkap Melisa.