Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berjanji akan menyelidiki permasalahan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di NTT. Dia mengakui keterlambatan pencairan dana masih menjadi salah satu PR di kementeriannya.

“Untuk area NTT dan sebagainya itu masih PR besar kita itu kenapa bisa sampai di area tertentu secara konsisten kita telat. Itu akan segera kita cecar, kita cari alasannya dan kita investigasi,” tutur Nadiem dalam raker Komisi X DPR RI di Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Kamis (27/8)

Pernyataan Nadiem ini menjawabi keluhanan anggota Komisi X DPR Fraksi Demokrat, Anita Jacoba Gah yang menyoroti persoalan dana Bos yang tidak memadai di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia mengatakan pencairan dana BOS di daerah itu juga sering terlambat.

Baca Juga:  Alekot, Aplikasi Rekomendasi Tanah di Kabupaten Kupang Diluncurkan

“Kami di NTT, hampir semua sekolah mengatakan kalau dana BOS tidak cukup. Dana bos tidak bisa dipakai untuk apa-apa. Kemudian dikeluhkan juga bahwa dana bos sering terlambat cair,” kata Anita dalam rapat tersebut.

Menurut Anita, sekolah pun harus hutang untuk membayar guru-guru honorer sebab dana BOS terlambat turun. Dia meminta agar dana BOS bisa rutin dicairkan di bulan Januari.

Baca Juga:  Polisi Ungkap Penyebab Kebakaran 25 Rumah Adat di Sumba Barat Daya

“Di NTT cairnya bulan April. Jadi untuk bayar guru-guru honorer harus hutang Januari, Febuari, Maret. Nanti dana bos cair April. Jadi permintaan NTT kalau bisa dana bos dicairkan dari Januari. BOP pun demikian,” ucapnya.

Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran dana BOS sebesar Rp 54,32 triliun atau naik 6,35% dibandingkan tahun sebelumnya. Pencairan akan dilalukan tiga tahap, di mana tahap pertama dicairkan Rp 9,8 triliun untuk 136.579 sekolah di 34 provinsi di Indonesia.