Bahasa Sunda adalah salah satu kekayaan budaya Indonesia yang memiliki banyak kosakata unik. Salah satu kata bahasa Sunda yang sering digunakan namun mungkin kurang dipahami adalah “Ngawagel”.

Kata ini kerap muncul dalam percakapan sehari-hari masyarakat Sunda, terutama dalam konteks yang sopan dan halus.

Apa itu “Ngawagel“?

Secara harfiah, “Ngawagel” berarti menghalangi atau menghambat. Namun, dalam penggunaannya sehari-hari, kata ini sering kali memiliki makna yang lebih lembut yaitu “mengganggu”.

Penggunaan kata “Ngawagel” mencerminkan rasa hormat dan kesopanan yang mendalam dalam budaya Sunda. Ketika seseorang menggunakan kata ini, mereka menunjukkan kepekaan terhadap perasaan orang lain dan berusaha untuk menghindari konfrontasi langsung.

Penggunaan Kata “Ngawagel”

Kata “Ngawagel” sering digunakan dengan frasa “Punten ngawagel”, yang berarti “Maaf mengganggu”. Frasa ini biasanya digunakan untuk memulai percakapan atau ketika seseorang merasa bahwa mereka mungkin sedang mengganggu. Berikut adalah beberapa contoh penggunaannya:

“Punten ngawagel, tiasa abdi naros?” yang berarti “Maaf mengganggu, bolehkah saya bertanya?”

“Punten ngawagel, abdi tiasa ngiring calik?” yang berarti “Maaf mengganggu, bolehkah saya duduk bersama?”