Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) didorong untuk menjadi daerah percontohan dalam upaya percepatan penanganan persoalan stunting atau kekerdilan anak di Indonesia.

Hal itu dikatakan Partnership Coordinator, Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) Sekretariat Wakil Presiden, Karnadi Harijanto kepada wartawan usai pembukaan kegiatan Semiloka Implementasi Kemitraan Dalam Penanganan Konvergensi Stunting di Provinsi NTT, Rabu (4/12).

Menurutnya, pemerintah pusat menginginkan adanya percepatan dalam penanganan stunting sehingga dibutuhkan sinergisitas dan komitmen semua sektor untuk bersama-sama dalam penanganan stunting sehingga persoalan stunting di NTT bisa teratasi secara baik.

Karnadi Harijanto mengatakan, tim percepatan pencegahan anak kerdil (TP2AK) Sekretariat Wakil Presiden mendorong dilakukan percepatan penanganan stunting salah satunya melalui pemodelan yang melibatkan berbagai pihak seperti Universitas, LSM dan pihak terkait untuk bersama-sama melakukan percepatan penanganan stunting di daerah ini.

“Pemerintah daerah berperan sebagai regulator dan lembaga perguruan tinggi akan didorong sebagai perancang dan mendesain program penanganan stunting dan pelaku usaha dilibatkan untuk mengembangkan program usahanya,” ujar Karnadi Harijanto.

Langkah strategis menjadikan NTT sebagai model, kata dia, diawali dengan mengelar Semiloka Implementasi Kemitraan Dalam Penanganan Konvergensi Stunting melibatkan pengambil kebijakan dari tiga daerah di NTT yang menjadi kantong kekerdilan anak terbanyak.