Tajukflores.com – Suasana damai doa Rosario di sebuah rumah di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) berubah menjadi tragedi penganiayaan terhadap para mahasiswa Katolik Universitas Pamulang (Unpam) pada Minggu (5/5) malam. Diduga, terdapat oknum polisi yang justru melarang mahasiswa berdoa.

Hal tersebut diungkap sejumlah mahasiswa Unpam yang menjadi korban penganiayaan yang dilakukan sejumlah warga yang keberatan dengan adanya doa Rosario di wilayah mereka.

Awalnya, sekitar pukul 19.30 WIB, 12 mahasiswa Katolik Unpam tengah khusyuk melaksanakan doa Rosario di sebuah rumah di wilayah Tangsel.

Tiba-tiba, situasi damai berubah mencekam ketika seorang Ketua RT setempat bernama Diding datang dan berteriak-teriak melarang mereka beribadah, bahkan meminta mereka untuk melakukannya di gereja.

Suasana memanas dan berujung pada pengeroyokan terhadap para mahasiswa oleh sekelompok warga.

Dua mahasiswi mengalami luka sayatan akibat senjata tajam, dan seorang pria Muslim yang berusaha melerai juga terkena luka.

Dua saksi mata yang ikut dalam doa rosario, mengungkapkan bahwa Ketua RT setempat merupakan provokator dalam kejadian ini.

Salah satu mahasiswa menjelaskan bahwa saat mereka mencoba bernegosiasi dengan pihak aparat dan RT, mereka justru didorong dan diancam.

“Kita coba bernegosiasi dengan pihak aparat dan RT, kita mau jelaskan semaksimal mungkin tapi pihak mereka gak mau terima. Saya juga sebagai korban, termasuk kaka ini (salah satu mahasiswa), kita mau jelaskan, tapi mereka malah dorong-dorong,” ujar mahasiswa asal NTT dalam video yang dikutip Tajukflores.com, Selasa (8/5).