Jakarta – CEO YouTube Neal Mohan menyatakan bahwa OpenAI menggunakan video YouTube untuk melatih model AI text-to-video mereka, Sora AI, akan menjadi pelanggaran terhadap ketentuan layanan platform.

Sora AI yang dikembangkan OpenAI merupakan asisten virtual yang mampu mengubah teks menjadi video.

Sora AI dapat membantu para kreator konten, animator, dan video editor dalam membuat video dengan lebih cepat dan mudah.

Hal ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas konten yang dihasilkan, serta membuka peluang baru bagi para kreator.

Mohan, dalam pernyataannya di depan publik untuk pertama kalinya tentang topik ini, mengatakan dia tidak mengetahui secara langsung apakah OpenAI telah menggunakan video YouTube untuk menyempurnakan Sora.

“Ketika kreator mengunggah karya keras mereka ke platform kami, mereka memiliki ekspektasi tertentu. Salah satu ekspektasi tersebut adalah bahwa persyaratan layanan akan dipatuhi. Ketentuan ini tidak mengizinkan hal-hal seperti transkrip atau potongan video untuk diunduh,” kata Mohan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, dikutip pada Selasa (9/4).

Pelanggaran Ketentuan Layanan YouTube

Persyaratan layanan YouTube melarang pengunduhan konten tanpa izin dari kreator. Hal ini termasuk transkrip, potongan video, dan elemen lainnya.

Jika OpenAI terbukti menggunakan video YouTube untuk melatih Sora AI tanpa izin, maka hal itu akan menjadi pelanggaran yang jelas terhadap aturan platform.

Ketidakpastian OpenAI

Bulan lalu, CTO OpenAI, Mira Murati, mengatakan dia tidak yakin apakah Sora dilatih pada sumber seperti YouTube.

“Saya tidak yakin apakah data YouTube digunakan untuk melatih model ini,” kata Murati dalam sebuah wawancara dengan TechCrunch.

Dampak Potensial

Jika OpenAI terbukti menggunakan video YouTube untuk melatih Sora tanpa izin, maka hal itu dapat menimbulkan beberapa konsekuensi: