Selasa, 9 Juli 2019, Pater Drs. Servatius Subhaga, SVD akan merayakan pesta emas imamat. Peristiwa bersejarah itu diawali dengan Bedah Buku dan Salve Agung pada Senin 8 Juli 2019.
Pater Servatius adalah imam pertama Bali dan Keuskupan Denpasar. Lahir di Tuka Badung 23 Maret 1938 dari pasangan Hindu I Wayan Gulis dan Ni Made Rente. Waktu masih dalam kandungan diramalkan oleh “orang pintar” tak akan selamat.
Atas usul salah seorang umat yang sudah dibaptis Katolik kepada orang tuanya, anak itu dibuang di perempatan Batulumbung lalu dipungut kemudian dibaptis menjadi katolik dengan nama Servatius. Anak itu tumbuh sehat dan apa yang diramalkan orang pintar tidak menjadi kenyataan.
Mendengar Bisikan Tuhan
Tahun 1946 ia menjalani pendidikan di Sekolah Rakyat Untal-Untal dan ketika Sekolah Rakyat Tuka didirikan ia pindah saat kelas IV dan menyelesaikannya pada tahun 1951.
Servas yang baru menyelesaikan pendidikan di SD rupanya mendengar bisikan panggilan hidup untuk memulai perjalanan berkarya di ladang anggur Tuhan. Tahun 1952 ia meninggalkan kampung Tuka Bali menuju Mataloko di Ngada Flores. Setahun kemudian ia kembali ke Tuka Bali karena Pater Nobert Shadeg telah mendirikan SMP Seminari Roh Kudus di Tangeb.
Servas berhasil menyelesaikan Seminari Roh Kudus 1953 sampai 1955.
Rupanya bisikan Tuhan semakin mendesaknya. Ia pun melanjutkan pendidikan di SMA Seminari Mertoyudan Magelang Jawa Tengah. Ia menimba ilmu di sekolah milik Serkat Yesus itu selama enam tahun dari tahun 1955 sampai 1961.
Mengapa enam tahun? Menurut Pater Servas karena mereka yang dari seminari bukan Mertoyudan harus belajar di kelas persiapan selama dua tahun baru masuk SMA Seminari Mertoyudan.
Menimba Kekayaan di Ledalero
Setelah diterima sebagai calon novisiat Serikat Sabda Allah (SVD) Servas harus meninggalkan Bali untuk menimba kekayaan rohani maupun pengetahuan filsafat teologi di Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Maumere Flores.
Tahun 1961-1963 ia menjalani novisiat SVD dan pada 15 Agustus 1968 bertepatan dengan Pesta Maria Diangkat ke Surga mengucapkan Kaul Pertama. Tanggal 15 Agustus 1968 ia mengucapkan kaul kekal juga di Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero Maumere Flores. Tahbisan diakon pun diterimanya di seminari yang sama.
Selama novisiat dan studi filsafat Pater Servas seangkatan dengan Uskup Emeritus Maumere Mgr. Kherubim Pareira,SVD. Uskup Kherubim yang ditemui di Maumere beberapa waktu lalu membenarkan kalau ia sangkatan dengan Servatius I Nyoman Rongsong. Kesan Mgr. Kherubim, Pater Servas waktu masih frater kalem dan berjiwa seni. Urusan pertamanan di seputar seminari pasti diserahkan kepadanya.”
“Sebagai orang Bali, Servas memang berjiwa seni. Ia suka bunga mawar,” ujar Uskup Kherubim.
Tercatat sebagai Imam Sulung
Dalam sejarah gereja Keuskupan Denpasar Pater Servatius I Nyoman Rongsong adalah imam pertama dari Bali dan imam pertama Keuskupan Denpasar yang waktu itu terdiri dari Bali dan dan Lombok. Pulau Sumbawa baru bergabung pada tahun 1992.
Ia ditahbiskan oleh Mgr. Dr. Paulus Sani Kleden, SVD di Gereja Katolik Roh Kudus Babakan pada 9 Juli 1969. Ia pun memilih motto “Seorang imam dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan dengan Allah, supaya mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa” (Ibr 5:1).