Jakarta – Menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, pemerintah memastikan stabilitas ketersediaan pangan di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, pemerintah juga memastikan tidak ada wacana menaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras.

Hal ini disampaikan oleh Rachmi Widiriani, Direktur Distribusi dan Cadangan Makanan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang digelar daring pada hari Senin (4/3).

Tidak Ada Kenaikan HET Beras

Rachmi menegaskan bahwa tidak ada wacana untuk menaikkan HET beras. Menurutnya, situasi yang terjadi saat ini merupakan anomali dan menaikkan HET dikhawatirkan akan membuat harga beras tidak bisa turun lagi.

“Jika HET dinaikkan, akan ada kemungkinan harga beras tidak akan bisa turun lagi,” kata Rachmi.

Rachmi juga membeberkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan, produksi beras nasional terkontraksi delapan bulan terakhir.

Untuk mengatasi situasi itu, pemerintah telah mengimpor beras sejak tahun lalu.  Pemerintah juga telah menyiapkan cadangan pangan untuk intervensi sesuai dengan Perpres 125 Tahun 2022.

“Sebagai bagian dari upaya stabilisasi, pemerintah juga memberikan bantuan pangan sebesar 10 kg per Keluarga Penerima Manfaat (KPM), kepada 22 juta penerima. Langkah ini berdampak pada penahanan laju inflasi, dengan 22 juta KPM tidak perlu bersaing di pasar untuk mendapatkan beras,” ujar Rachmi.

Rachmi menambahkan, strategi lain yang diambil adalah menyiapkan waduk dan embung sebagai cadangan air. Serta mengantisipasi kemungkinan El Nino dengan menambahkan beras dari luar negeri.