Labuan Bajo – Pengamat politik dari Universitas Nusa Cendana (Undana), Yohanes Jimmy Nami, menilai bahwa presentasi visi dan misi yang disampaikan pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Manggarai Barat (Mabar) dalam debat pertama Pilkada 2024 belum mengupas tuntas permasalahan mendasar di masyarakat.

Debat yang digelar di Aula Gedung Arnold Janssen Hall, Labuan Bajo, Rabu malam (16/10), menurutnya, hanya membahas “kulit luar” dari visi-misi tanpa menyentuh kedalaman solusi sosial di Kabupaten Manggarai Barat.

“Presentasi visi dan misi yang dikomparasi dengan pertanyaan panelis masih sebatas kulit luar. Para paslon belum mampu mengelaborasi visi-misi mereka untuk menjawab realitas sosial yang dihadapi masyarakat Manggarai Barat,” kata Jimmy Nami dalam pernyataannya dikutip pada Sabtu (26/10).

Jimmy juga menyoroti minimnya penggunaan data sebagai argumen dasar dalam visi pembangunan yang diusung kedua paslon.

Menurutnya, data-data yang disajikan belum mampu memperkuat argumentasi terkait strategi pembangunan Kabupaten Manggarai Barat.

“Saya pikir, kedua paslon perlu menampilkan signifikansi dari ide-ide pembangunan mereka agar lebih konkret. Dengan begitu, mereka akan mendapatkan dampak elektoral yang lebih kuat dari debat publik ini,” ujarnya.

Dinamika Debat Cukup Tinggi

Meskipun demikian, Jimmy mengapresiasi tensi debat antara paslon Mario Pranda-Richard Sontani (paslon nomor urut 1) dan Edistasius Endi-Yukianus Weng (paslon nomor urut 2) yang berlangsung cukup dinamis.

Ia menyebut dinamika ini tercipta karena hanya ada dua paslon yang bertarung, membuat sesi debat lebih terfokus dan intens. Namun, Jimmy berharap debat selanjutnya akan memunculkan ide-ide yang lebih tajam.

“Tensi debat cukup dinamis, ya, karena cuma dua paslon. Tetapi, publik pasti berharap pada debat berikutnya, para paslon bisa mengembangkan potensi mereka dan menghadirkan ide-ide yang lebih konkret serta relevan dengan solusi untuk persoalan Manggarai Barat,” tambahnya.

Debat pertama Pilkada Mabar 2024 ini mengusung tema “Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Berbasis Pembangunan Pariwisata Terintegrasi” dan menghadirkan panelis dari berbagai universitas terkemuka.