Tajukflores.com – Umat di Keuskupan Ruteng begitu kaget setelah mendengar kabar bahwa Pastor Paroki St. Yosef Kisol, Romo Agustinus Iwanti kedapatan sedang berduaan dengan seorang wanita bersuami dalam sebuah kamar tidur.

Terhadap kabar tersebut, Pastor Paroki Kisol yang biasa disapa Romo Gusti itu menulis sebuah surat yang berisikan klarifikasi yang didalamnya menjelaskan soal kronologis kejadian tersebut.

Namun,sebelum menyampaikan urutan kejadian tersebut, Romo Gusti menjelaskan bahwa hubungan antara dirinya dengan suami dan wanita tersebut seperti keluarga.

Sebab, hubungan yang mereka bangun sudah berlangsung lama, sejak dirinya bertugas sebagai Pastor Paroki Kisol.

“Semenjak saya bertugas di Paroki St. Yosef Kisol (pertengahan tahun 2022), saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga Bapak Tinus (biasa disapa Bapa Sindi) layaknya keluarga sendiri. Kedekatan hubungan ini ditandai dengan: – Mereka sekeluarga sering mengunjungi saya di pastoran dan sebaliknya saya bersama semua anggota pastoran (karyawan/i) mengunjungi mereka di rumahnya,” jelasnya dalam sebuah surat yang diterima oleh Tajukflore.com, Jumat (26/4).

“Dalam urusan keluarga saya di Lengko Elar (kampung saya), mereka sering hadir dan mengambil bagian. – Bahkan mereka menitipkan anak mereka (Enu Itin=anak dari adik Bapak Tinus/Bapa Sindi) di pastoran untuk bantu-bantu dalam urusan rumah tangga pastoran. Jadi, saya merasa keluarga bapak Tinus adalah bagian dari keluarga saya,” tambah Romo Gusti.

Berikut adalah klarifikasi lengkap dari Romo Gusti soal kejadian yang menimpa dirinya:

KLARIFIKASI DAN KRONOLOGIS PRISTIWA YANG MENIMPA RD. AGUSTINUS IWANTI,PASTOR PAROKI ST. YOSEP KISOL-KEVIKEPAN BORONG

OLEH: RD. AGUSTINUS IWANTI

Saya, Romo Agustinus Iwanti (Pastor Paroki St. Yosef Kisol-Keuskupan Ruteng) dengan ini menerangkan tentang kronologis peristiwa yang menimpa saya, yang saat ini sedang diperbincangkan pada media social-pun di tengah umat.

Pertama, Semenjak saya bertugas di Paroki St. Yosef Kisol (pertengahan tahun 2022), saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga Bapak Tinus (biasa disapa Bapa Sindi) layaknya keluarga sendiri. Kedekatan hubungan ini ditandai dengan: – Mereka sekeluarga sering mengunjungi saya di pastoran dan sebaliknya saya bersama semua anggota pastoran (karyawan/i) mengunjungi mereka di rumahnya. – Dalam urusan keluarga saya di Lengko Elar (kampung saya), mereka sering hadir dan mengambil bagian. – Bahkan mereka menitipkan anak mereka (Enu Itin=anak dari adik Bapak Tinus/Bapa Sindi) di pastoran untuk bantu-bantu dalam urusan rumah tangga pastoran. Jadi, saya merasa keluarga bapak Tinus adalah bagian dari keluarga saya.

Kedua, Bahwa pada hari Selasa, 23 April 2024 tepatnya pukul 17.30 WITA saya dan Bapa Tinus saling berkomunikasi lewat WA seperti biasanya.

Ketiga, Pukul 17.53 WITA kami berdua sepakat untuk makan bersama di rumah beliau seperti biasanya.

Keempat, Sekitar pukul 20.00 WITA, saya bersama dengan anggota pastoran (Enu Melin/Karyawati dapur, Save/sopir, adik Kristo/adik sepupu, dan Enu Itin/anak dari adiknya Bapak Tinus) menggunakan mobil pribadi (Terios) berangkat menuju rumah Bapak Tinus di Stasi Rende.