Dalam momen perayaan ini, Paus Fransiskus mengajak umat untuk merenungkan makna sejati Natal yang mengajarkan kita tentang kasih tanpa syarat dan pengabdian kepada sesama.

Paus Fransiskus mendorong umat untuk merenungkan kebesaran Allah yang luar biasa, namun turut menjadi kecil untuk menyentuh kehidupan manusia.

“Allah yang hidup dan benar,” ungkap Paus Fransiskus, adalah Allah yang tidak hanya mengubah arah sejarah tetapi turut serta dalam sejarah manusia. Ia adalah sosok yang memuliakan manusia dengan memberikan pilihan untuk menerima atau menolak-Nya. Allah yang menghapus dosa manusia dengan memikulnya sendiri.

Paus Fransiskus menekankan bahwa keagungan Allah bukanlah dalam bentuk dominasi atau kekuatan yang mengintimidasi, melainkan dalam kehadiran-Nya yang sederhana namun penuh kasih.

“Allah sangat ingin melibatkan diri dalam kehidupan kita. Meski Dia maha kuasa, Dia memilih untuk menjadi terbatas demi kita. Dalam kemegahannya, Dia memilih untuk menjadi kecil; dalam kebenarannya, Dia tunduk pada ketidakadilan yang kita hadapi,” jelas Paus Fransiskus.

“Inilah keajaiban Natal,” tegasnya, menggarisbawahi fenomena luar biasa dimana kebesaran ilahi bertemu dengan kerendahan hati manusia, mengilhami kita untuk merayakan kelahiran Kristus sebagai momen yang melambangkan cinta tanpa batas.

Paus Fransiskus mengajak kita untuk merenungkan bahwa dalam kemuliaan kelahiran Kristus, terletak keajaiban transformasi di mana kebesaran Tuhan mengambil bentuk kesederhanaan demi cinta-Nya kepada umat manusia.

Pesannya mengingatkan kita bahwa dalam kerendahan-Nya, terdapat kekuatan yang membebaskan, dan dalam ketulusan-Nya, terpancar cahaya kebenaran yang melingkupi kita dalam setiap langkah hidup kita.