Labuan Bajo – Sekelompok orang yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Transportasi (Militan) Wisata Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, menolak kehadiran layanan ojek online (ojol) seperti Grab dan sejenisnya.
Penolakan ini didasari oleh sejumlah pertimbangan matang terkait potensi dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh keberadaan layanan Grab di kota wisata super prioritas ini.
“Keputusan ini didasari oleh pertimbangan yang mendalam atas dampak potensial yang akan ditimbulkan oleh keberadaan layanan tersebut di kota wisata Labuan Bajo,” kata Kordinator Militan, Jhon Dacosta Senin (8/4) siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jhon Dacosta membeberkan pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar penolakan Miitan Wisata Labuan Bajo terhadap kehadiran ojol Grab.
Pertama, Labuan Bajo merupakan destinasi pariwisata utama di Indonesia, yang terkenal akan keindahan alamnya yang mempesona. Oleh sebab itu, Labuan Bajo bukanlah kota yang seharusnya menjadi pusat industri transportasi, melainkan lebih layak dijaga sebagai kota wisata yang nyaman dan terjaga keasriannya.
Baca Juga:
- Gojek Resmi Hadir di Labuan Bajo: Dukung Pariwisata dan Pertumbuhan Ekonomi
- Polisi dan Komunitas Grab Labuan Bajo Bersihkan Sampah di Pantai Pede
- Keren, Layanan Transportasi Online Maxim Jangkau 100 Kota
Kedua, dalam konteks transportasi, digitalisasi harus mengarah pada pengembangan sistem transportasi yang lebih baik dan berkelanjutan. Ini mencakup pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan operasional transportasi, menyediakan layanan yang lebih terjangkau dan mudah diakses, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal.
“Namun, perlu dicatat bahwa transportasi berbasis online seperti Grab bukanlah satu-satunya solusi transportasi digital yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Labuan Bajo,” katanya.
Penulis : Fons Abun
Editor : MG
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya