Pihak kepolisian terus memburu perekrut 21 pekerja ilegal asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang hendak pergi merantau ke Kalimantan Timur tetapi berhasil diamankan di Pelabuhan Laut Larantuka, Kabupaten Flores Timur pada 23 Maret lalu.

Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Flores Timur Ramon Piran, perekrut tersebut diketahui berinisial MK.

“Kalau sekarang perekrut belum dapat. Sampai saat ini polisi masih lacak keberadaan pelaku,” terang Ramon Piran, Selasa (29/3).

Sebelumnya, Pengawas Tenaga Kerja Provinsi NTT Ozias Sae juga mengungkapkan bahwa MK diduga kuat menjadi perekrut tenaga kerja ilegal tersebut.

“MK lolos saat kita sedang berusaha mengamankan para pekerja, sehingga kita fokus tangani 21 orang. Kalau dia berhasil diringkus, pasti kita akan proses ke polisi,” tutur Sae, Selasa (24/3).

Baca Juga:  Gibran, Putra Sulung Presiden Jokowi Terpopuler Jadi Cagub Jateng

Adapun 21 tenaga kerja ilegal tersebut, demikian Ramon Piran, sudah dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing, yakni di Kabupaten
Belu dan Timor Tengah Utara.

“Kami dari dinas tenaga kerja intinya adalah bagaimana menyelamatkan tenaga kerja. 21 orang itu sudah kembali,” kata Ramon Piran.

Dijanjikan Akan Bekerja di Perusahaan Kelapa Sawit

Berdasarkan keterangan Sae, dalam rencananya, 21 pekerja ilegal tersebut dijanjikan akan bekerja di salah satu perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Timur, yaitu PT Muara Citra Lestari.

Sebelum diamankan, para pekerja itu diketahui sudah berada di Kota Larantuka selama tiga hari dan sedang menunggu jadwal keberangkatan menggunakan Kapal Motor (KM) Lambelu.

Baca Juga:  Bupati Sumba Timur Sebut Parade 1001 Kuda Sandelwood Raup Untung

“Mereka jumlahnya 21 orang. 15 orang dari Belu dan enam dari Timor Tengah Utara. Mereka mau merantau ke Kalimantan Timur, tetapi tidak punya dokumen resmi,” terang Sae Selasa (22/3).

Lebih lanjut Sae menjelaskan, informasi terkait keberangkatan para pekerja ilegal tersebut diketahui dari laporan salah satu anggota keluarga di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

“Kami dapat informasi yang sumbernya dari salah satu keluarga sehingga bersama KP3 Laut Larantuka, kami langsung amankan mereka,” demikian Sae menjelaskan.*