Jakarta – Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret untuk mendorong kesetaraan gender di berbagai bidang pekerjaan. Di tengah perayaan ini, sosok Sumy Hastry Purwanti, polwan pertama ahli forensik Polri, menjadi inspirasi bagi banyak perempuan di Indonesia.

Hastry telah menangani banyak kasus besar nasional dan internasional, termasuk kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang penuh misteri.

Dedikasi dan kegigihannya dalam mengungkap kebenaran menjadikannya panutan bagi para perempuan yang ingin berkecimpung di bidang forensik.

Kasus Subang dan Pengabdian Hastry

Pada kasus Subang, Hastry sempat mengalami tekanan dari warganet karena lambatnya penangkapan pelaku. Namun, ia tetap teguh dalam menjalankan tugasnya dengan analisis data dan alat bukti yang kuat.

Pengakuan Danu, yang menyerahkan diri pada Oktober 2023, menjadi titik terang dalam kasus ini dan mengantarkan pada penangkapan beberapa tersangka, termasuk suami korban.

Selain menangani kasus kriminal, Hastry juga aktif dalam memerangi kekerasan seksual. Ia membuka layanan Forensik Klinik khusus untuk penyidikan dan pendampingan kesehatan bagi korban.

Hal ini menunjukkan kepeduliannya terhadap perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.

Sosok Inspiratif dan Berprestasi

Sumy Hastry Purwanti merupakan polwan pertama di Asia yang menyelesaikan pendidikan S3 dan meraih gelar Doktor Forensik. Saat ini, ia mengemban tanggung jawab sebagai Kabid Dokkes Polda Jateng dan menjabat sebagai kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Prof. Awaloeddin Djamin Semarang.

Dedikasi, kegigihan, dan prestasinya menjadi inspirasi bagi para perempuan di Indonesia untuk menunjukkan kemampuannya di berbagai bidang, termasuk bidang forensik yang didominasi laki-laki.

Prestasi dan Pendidikan Sumy Hastry Purwanti: