Sementara, sejumlah pemimpin global mengecam tindakan Teheran dan mendesak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres melalui akun X-nya menyerukan penghentian segera permusuhan ini.

“Saya sangat khawatir mengenai bahaya nyata dari eskalasi yang menghancurkan di seluruh kawasan. Baik kawasan ini maupun dunia tidak mampu menanggung perang lainnya lagi,” kata Guterres memperingatkan dalam pernyataannya.

“Saya mendesak semua pihak menahan diri semaksimal mungkin guna menghindari tindakan apa pun yang dapat mengarah pada konfrontasi militer besar-besaran di berbagai bidang di Timur Tengah,” kata Guterres.

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell mengatakan Uni Eropa mengutuk serangan Iran. Melalui akun X, ia mengatakan serangan ini merupakan ancaman besar terhadap keamanan regional.

Adapun Wakil Iran di PBB mengatakan serangan yang berlangsung Minggu (14/4) dini hari dianggap selesai. Namun, pihaknya dapat memberikan respons yang jauh lebih kuat bila Israel melakukan kesalahan lain.

Menurutnya, serangan udara ini merupakan respons Iran atas pengeboman konsulat mereka di Damaskus, Suriah, yang dilakukan Israel pada 1 April lalu.

“Dilakukan berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB mengenai pertahanan yang sah, tindakan militer Iran merupakan respons terhadap agresi rezim Zionis terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus. Masalah ini dapat dianggap selesai,” kata Wakil Tetap Iran Amir Saed Iravani untuk PBB dalam penjelasannya yang dipublikasikan di X.

Dalam pernyataannya Amir menegaskan bahwa konflik ini hanya urusan negaranya dan Israel. Ia mengingatkan AS untuk menjauhi konflik ini.

Dalam surat yang diunggah di X, Amir mengatakan posisi Iran konsisten mendukung Piagam PBB dan hukum internasional. Surat yang ditujukan kepada Sekjen PBB menjelaskan pihaknya, tidak mencari eskalasi atau mendorong konflik lebih jauh di kawasan.