Thomas Trikasih Lembong, atau akrab disapa Tom Lembong, adalah seorang ekonom, bankir, dan politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan.

Ia lahir di Jakarta pada 4 Maret 1971 dan dikenal sebagai seorang yang berpengaruh dalam dunia ekonomi Indonesia.

Tom Lembong memiliki latar belakang pendidikan dari Harvard University dan memulai kariernya di sektor keuangan internasional sebelum akhirnya bergabung dalam pemerintahan.

Biodata

  • Nama Lengkap: Thomas Trikasih Lembong, A.B.
  • Nama Panggilan: Tom Lembong, Tom
  • Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 4 Maret 1971
  • Zodiak: Pisces
  • Agama: Katolik
  • Orang Tua: Yohanes Lembong (Ong Joe Gie) dan Yetty Lembong
  • Pasangan: Maria Franciska Wihardja (m. 2002)
  • Anak: Thalia Lembong, Maxwell Lembong
  • Media Sosial: Instagram dan X (@tomlembong), Facebook, LinkedIn

Pendidikan

  • Harvard University – S1, Architecture and Urban Design (A.B.), lulus tahun 1994

Karier

Setelah menyelesaikan studinya di Harvard, Tom memulai karier di bidang perbankan dengan bekerja di Morgan Stanley di Singapura pada tahun 1995. Ia kemudian bergabung dengan Deutsche Securities Indonesia pada 1999 sebagai bankir investasi.

Pada 2000-2002, Tom diangkat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yang bertugas mengatasi krisis ekonomi di Indonesia pasca-krisis 1998.

Pada tahun 2002, Tom melanjutkan kariernya di Farindo Investments hingga 2005. Selanjutnya, ia mendirikan Quvat Management, perusahaan ekuitas swasta di Singapura, pada tahun 2006, di mana ia menjabat sebagai direktur utama.

Pada tahun 2013, Tom bergabung dalam pemerintahan sebagai penasihat ekonomi untuk Joko Widodo (Jokowi), yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Ketika Jokowi menjadi Presiden Indonesia, Tom dipercaya sebagai Menteri Perdagangan (2015-2016) dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) (2016-2019).

Setelah keluar dari pemerintahan, Tom mendirikan Consilience Policy Institute di Singapura. Pada Agustus 2021, ia ditunjuk oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta kala itu, sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol hingga 2023. Selain itu, pada Pemilu 2024, ia menjadi Co-Captain dalam Tim Nasional Anies-Muhaimin (AMIN).

Harta Kekayaan

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) menunjukkan bahwa pada 2019, Tom melaporkan total kekayaan sekitar Rp101,4 miliar, yang terdiri dari:

  • Surat Berharga: Rp94.527.382.000
  • Kas dan Setara Kas: Rp2.099.016.322
  • Harta Bergerak Lainnya: Rp180.990.000
  • Harta Lainnya: Rp4.766.498.000
  • Utang: Rp86.895.328

Penghargaan

  • 2008: Young Global Leader (YGL) dari World Economic Forum di Davos
  • 2017: Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship
  • 2020: Order of Diplomatic Service Merit, First Class Second Grade (Gwanghwa Medal) – Korea Selatan

Fakta Menarik

  • Tom sempat tinggal di Jerman hingga usia 10 tahun sebelum kembali ke Indonesia.
  • Suara khasnya pernah dipuji oleh Donald Trump saat KTT G20 di Jerman.
  • Tom adalah penulis beberapa pidato penting untuk Presiden Jokowi, termasuk pidato fenomenal dalam forum Annual World Bank – IMF Meeting 2018 di Bali.

Profil ini mencerminkan perjalanan karier yang panjang dan beragam dalam bidang ekonomi dan pemerintahan, hingga akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi impor gula oleh Kejaksaan Agung pada Oktober 2024.