Pada tahun 1959 dia sudah mencapai gelar akademik Bakalaureat dalam filsafat dan setahun kemudian (1960) meraih Lizentiat juga dalam bidang filsafat.

Sebagai seorang misionaris yang dilahirkan dari “rahim” Ordo Jesuit, Franz dituntut untuk menjalankan misi ordonya ke seluruh dunia sebagaimana mestinya dalam tradisi Katolik.

Ia kemudian mengajukan lamaran bermisi ke Indonesia dengan satu kesadaran bahwa, bidang filsafat di jerman tidaklah seberapa diperlukan, karena banyak sekali pakar filsafat dari Jerman dan beberapa di antaranya berasal dari Serikat Yesuit.

Pada tahun 1961, dalam usia 25 tahun (yang tergolong cukup muda untuk bermisi) ia dikirim ke Indonesia untuk mengenyam pendidikan di bidang filsafat dan teologi.

Bermodalkan karakter yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan dekat dengan umat, hal ini tidak mempersulitnya untuk mempelajari bahasa jawa.

Setelah ditahbiskan menjadi pastor pada tahun 1967, ia ditugaskan untuk belajar filsafat di Jerman sampai meraih gelar doktor di bidang filsafat dengan disertasi mengenai Karl Marx.

Setelah memperoleh kewarganegaraan Indonesia pada tahun 1977, dia semakin akrab dengan dunia pendidikan, khususnya sebagai pengajar filsafat. Sejak tahun 1968 dia ditugaskan oleh atasannya untuk mengajar filsafat.

Sebenarnya hal inilah yang menjadi motivasi utama Franz sejak masih berada di Jerman. Setahun berselang ia kemudian diembankan lagi tugas untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi filsafat bersama beberapa teman lainnya dan dengan Ordo Fransiskan.

Tugas ini meneruskan karya almahrum ahli filsafat Nicolaus Driyarkara SJ yang mana di kemudian hari perguruan tinggi tersebut diberi nama Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara.

Pengabdian dan kontribusinya di kancah pendidikan Indonesia tidak terbilang biasabiasa saja. Dia menjadi pengajar di beberapa Universitas terkenal di Indonesia dan menyandang gelar sebagai guru besar dan dosen luar biasa dan juga menjadi penceramah laris dan penulis karangan ilmiah populer.

Sejak 1 april 1996, dia menjadi Guru Besar filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta.

Hingga saat ini Romo Magnis masih aktif sebagai dosen dan sebagai ahli ilmu filsafat serta aktif dan produktif dalam menghasilkan tulisan.

Karya-Karya dan Pemikiran

Romo Magnis Suseno dikenal melalui karya-karyanya yang beragam, termasuk dalam bidang etika, filsafat politik, dan filsafat Jawa.

Melalui tulisannya, ia menyampaikan pandangan-pandangannya yang kontroversial bagi sebagian orang, terutama dalam kajian etika dan moralitas.

Beberapa karyanya yang terkenal antara lain “Etika Umum: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral”, “Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern”, dan “Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa”.

Pemikiran Franz Magnis-Suseno sangat dipengaruhi oleh ajaran Gereja Katolik, namun juga terbuka terhadap pengaruh filsafat Barat, terutama Kant, Hegel, Aristoteles, dan Plato.

Dalam karya-karyanya, ia mencoba menggabungkan pandangan-pandangan tersebut dengan konteks budaya Indonesia, memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan pemikiran filsafat di Indonesia.

Melalui pengabdiannya dalam dunia pendidikan dan tulisannya yang produktif, Franz Magnis-Suseno telah memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan intelektual dan budaya Indonesia, menjadikannya salah satu tokoh yang dihormati dalam dunia akademis dan keagamaan.

Berikut adalah daftar karya-karya besar yang telah dihasilkan Romo Franz Magnis Suseno:

  1. Normative Voraussetzungen: Im Denken Des Jurgen Marx (1843-1848) (1975)
  2. Etika Umum: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral (1979)
  3. Javanische Weisheit Und Ethik: Studien Zu Einer Ostlechen Moral (1981)
  4. Kita Dan Wayang (1982)
  5. Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern (1987)
  6. Nueu Schwinge Fur Garuda: Indonesien Zwischen Tradition Un Modern (1989)
  7. Etika Dasar: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral (1987)
  8. Wayang Dan Panggilan Manusia (1991)
  9. Berfilsafat Dari Konteks (1991)
  10. Filsafat Kebudayaan Politik: Butir-Butir Pemikiran Kritis (1992)
  11. Imamat Di Gereja Indonesia: Bidang Pengembangan Jemaat Pusat Pastoral (1992)
  12. Beriman Dalam Masyarakat: Butir-Butir Teologi Kontekstual (1998)
  13. Etika Bisnis: Dasar Dan Aplikasinya (1994)
  14. Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa (1996)
  15. Javanese Ethics And World-View: The Javanese Idea Of The Good Life (1997)
  16. Buku Membangun Kualitas Bangsa: Bunga Rampai Sekitar Perbukuan Di Indonesia (1997)
  17. 13 Tokoh Etika: Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19 (1997)
  18. 13 Model Pendekatan Etika: Bunga Rampai Teks-Teks Etika Dari Plato Sampai Dengan Nietzsche (1997)
  19. Mencari Makna Kebangsaan (1998)
  20. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis Ke Perselisihan Revisionisme (1999)
  21. 12 Tokoh Etika Abad Ke-20 (2000)
  22. Kuasa Dan Moral. Percikan Refleksi Etika Politik (1986)
  23. Filsafat Sebagai Ilmu Kritis (1992)
  24. Dalam Bayangan Lenin: Enam Pemikir Marxisme Dari Lenin Sampai Tan Malaka (2003)
  25. Menjadi Saksi Kristus Di Tengah Masyarakat Majemuk (2004)
  26. Pijar-Pijar Filsafat: Dari Gatholoco Ke Filsafat Perempuan, Dari Adam Muller Ke Postmodernisme (2005)
  27. Menalar Tuhan (2006)
  28. Mencari Sosok Demokrasi (1995)
  29. Kebangsaan, Demokrasi, Pluralisme; Bunga Rampai Etika Politik Aktual (2015)
  30. Berebut Jiwa Bangsa, Dialog, Perdamaian, Dan Persaudaraan (2006)
  31. Iman Dan Hati Nurani. Gereja Berhadapan Dengan Tantangan Zaman (2004)
  32. Dari Mao Ke Mercuse; Percikan Filsafat Marxis Pasca Lenin (2013)
  33. Konflik Dan Harmoni: Pengelolaannya Dalam Wawasan Indonesia (1985)
  34. Keadilan Sosial Apa Itu? Dalam Orientasi, Pustaka Filsafat Dan Teologi (1976)
  35. Garuda Im Aufwind (2015)
  36. Hormat Dan Hak. Etika Jawa Dalam Tantangan (1977)
  37. Mencari Makna Rasionalitas (2004)
  38. Etika Kebangsaan Etika Kemanusiaan (2008)
  39. Katolik Itu Apa? Sogokan-Ajaran-Kesaksian (2017)

Dengan karya-karyanya yang begitu luas dan mendalam, Romo Franz Magnis Suseno telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan pemikiran etika, filsafat politik, dan filsafat Jawa, serta menjadi tokoh yang diperhitungkan dalam ranah intelektual Indonesia.

Artikel ini disadur dari berbagai sumber.