Dia menjelaskan, dalam program Pemberdayaan UMKM yang berlangsung selama enam bulan akan dilakukan rangkaian dengan sejumlah kegiatan. Mulai dari sosialisasi sertifikasi halal, pelatihan, pendampingan, penyusunan dokumen, proses audit halal hingga mendapatkan sertifikat halal.

Pada program ini, ASDP akan membantu pembiayaan mulai dari awal pelatihan hingga mendapatkan sertifikat halal.

Pihak UMKM diminta menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk legalitas dan bahan-bahan pembuatan kuliner yang akan diteliti oleh pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI). Targetnya, pada Oktober mendatang 10 UMKM mitra binaan tersebut akan mendapatkan sertifikat halal.

Baca Juga:  Kondisi Jalan di Kota Wisata Super Premium Labuan Bajo Rusak Parah, Warga Kerja Secara Swadaya

Salah UMKM satu mitra binaan dari Bajolayers, Waty (40) mengatakan bahwa dirinya dan rekan-rekan sesama pelaku usaha di Labuan Bajo sangat bersyukur bisa diikutsertakan pada program ini, sebab dengan memiliki sertifikat halal diharapkan akan meningkatkan omset dari usaha yang mereka jalani selama ini.

Baca Juga:  Merinding! Mba Rara Buka Komunikasi dengan Arwah Brigadir Joshua, Ajudan Ferdy Sambo yang Tewas Tertembak

“Saat ini usaha yang saya pasarkan hanya melalui media sosial dan berdasarkan pesanan langsung pelanggan, dimana selama seminggu omset saya sekitar Rp.3 jutaan,” kata Waty.

“Saya berharap jika nanti sertifikat halal ini dikeluarkan, saya berencana akan membuka booth di pertokoan untuk memasarkan produk-produk kuliner sehingga akan lebih produktif yang pada akhirnya dapat meningkatkan omset jualan,” tambahnya.