Ketua FR PTMA Gunawan Budianto menjelaskan bahwa program ini merupakan yang pertama kali bagi FR PTMA dalam memberikan public opinion.

Program ini menunjukkan tanggung jawab rektor dalam mensukseskan, melaksanakan, dan menanggung kelancaran pemilu sebagai hajat hidup bangsa Indonesia.

“Sekarang akan dilakukan exit poll dan quick count. Mudah-mudahan bisa menjadi sumbangsih Muhammadiyah melalui FR-PTMA,” kata Gunawan, seperti dikutip dari umj.ac.id.

Sekretaris FR PTMA, Ma’mun Murod, menegaskan bahwa keikutsertaan FR PTMA dalam mengawal pemilu karena momen pendirian yang bersamaan dengan masa pemilu. FR PTMA, kata dia, berperan dalam konteks politik kebangsaan dan tidak terkait dengan capres-cawapres atau partai mana pun.

“Harapannya suasana yang tidak menggembirakan dalam perspektif demokrasi dan etika politik yang terjadi menjelang pilpres dan pemilu itu tidak terjadi lagi. Harus membiasakan diri pada ketaatan pada aturan formal,” katanya.

Ketua Umum FR PTMA Haedar Nashir, mengamanatkan agar penyelenggaraan pemilu dapat berjalan tanpa insiden tertentu. Ia menekankan penyelesaian penyimpangan melalui jalur hukum yang tegak, dengan jujur, terbuka, dan etika luhur.

Haedar juga meminta warga Muhammadiyah menunjukkan sikap cerdas, dewasa, dan berkeadaban mulia dalam menjalani pemilu, serta menjadikan perbedaan pilihan politik sebagai wahana pencerahan untuk memajukan Indonesia.