Liga Berjenjang

Beberapa waktu lalu, PSN Ngada salah satu klub dari Kabupaten Ngada sempat mewakili NTT dalam turnamen Liga 3. Perwakilan NTT ini cukup apik performa mereka selama pertandingan di Liga 3 walaupun kalah di babak 16 besar Liga 3 tersebut. Padahal untuk mewakili NTT banyak pemain bertalenta asal NTT yang bisa bermain bersama membawa nama NTT.

Hal ini karena minimnya kompetisi yang dilakukan oleh Persatuan Sepak Bola Selurh Indonesia (PSSI) di NTT.

Persoalan klasik lain yang selalu saja menjadi kendala dalam pembangunan sepak bola di NTT diantaranya seperti sarana prasarana, fasilitas latihan, pelatih berlisensi serta berbagai alasan lainnya.

Pengiat sepak bola lainnya David Furbertus menilai bahwa selama ini banyak pemain muda NTT yang berprestasi di level Nasional, namun sayangnya tak dibarengi dengan perhatian dari PSSI NTT Asisten Kabupaten (Askab) serta Asisten Kota (Askot).

“Sayangnya prestasi yang ditorehkan oleh pesepak bola NTT tidak dibarengi dengan peran PSSI NTT beserta Askot serta Askabnya,” ujar dia.

Selama ini kata dia banyak pemain yang lahir dari sektor SSB swasta saja, sementara peran liga berjenjang di NTT masih belum ada. Bahkan Kota Kupang tak pernah menyelenggarakan liga remaja, kalaupun dijalankan itu berasal dari pengiat sepak bola di NTT.

Selama ini lanjut dia yang menjalankan liga remaja hanyalah Askab Flores Timur, mulai dari liga divisi 1 dan liga divisi 2.

“Hal ini seharusnya bisa diikuti oleh askab-askot lainnnya di NTT, mengingat hal ini demi tumbuh kembang sepak bola di NTT,” ujar dia.

Bagi dia sama saja jika selama ini pembinaan usia dininya berjalan dengan baik, tetapi tidak dilanjutkan dengan liga remaja, maka bakat-bakat muda akan hilang begitu saja.

Kiblat dari Timur

Para pemain sepak bola dari Nusa Tenggara Timur bisa dikatakan memiliki potensi untuk bertarung dalam industri sepak bola nasional. Maka tak heran jika beberapa nama seperti Yabes, Alsan Sanda di Bhayangkara FC, Billy Keraf dan beberapa pemain usai dini lainnya mulai dilirik oleh klub klub papan atas nasional.

Lihat saja, pelatih PSM Makassar Robert Rene Albert pada tahun 2017 lalu mencari bakat-bakat bertalenta asal NTT.

Hasilnya Dominikus R. Lede Dari Sumba Barat Daya (SBD) yang berposisi sebagai pemain sayap kiri dan Leoricho M. Malaikosa dari Kota Kupang berposisi sebagai pemain belakang kiri lolos seleksi.

Disamping itu juga mantan Pelatih Bali United FC juga sempat melakukan pencarian bakat pemain muda di NTT.

Bahkan Indra Sjafrie, pelatih Timnas U-19 mengawali debutnya sebagai pelatih Timnas saat ini dengan melakukan seleksi pemain U-19 mulai dari NTT.

Bahkan ia mesti datang lagi untuk secara khusus menyeleksi pemain-pemain U-19 di Kabupaten Ngada, mengingat Ngada adalah barometer sepakbola NTT yang banyak melahirkan pemain-pemain bertalenta. (Antara)