“Saya lihat ekspresi Ibu Ratu sekarang sedang lagi masalah. Ibu semoga sehat selalu,” tulisnya.
Sebelumnya, Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengatakan, kemungkinan Ratu Wulla memilih diam karena keputusan itu datang dari dirinya sendiri.
Dalam banyak kasus, kata Lucius, tindakan mengundurkan diri seringkali merupakan cara halus dari pemberhentian, terutama setelah adanya kesepakatan tertutup antara partai politik dan kader yang bersangkutan.
“Ya memang logikanya kalau Ratu Wulla diberhentikan oleh partai, maka ia seharusnya melawan ya. Tetapi yang terjadi, Ratu Wulla mengundurkan diri dari proses pencalonan legislatif,” jelas Lucius.
Lucius menegaskan, mengharapkan ada perlawanan dari Ratu Wulla tidak mungkin terjadi karena yang terlihat di publik adalah dia yang memilih untuk mengundurkan diri. Artinya, keputusan untuk mundur tersebut didasarkan pada pertimbangan pribadinya.
Dengan demikian, sulit untuk mengharapkan bahwa dia akan melakukan perlawanan terhadap keputusan tersebut.
“Akan tetapi kita tahu dalam banyak hal aksi mengundurkan diri seringkali merupakan bentuk halus dari pemberhentian. Umumnya pemberhentian yang dikemas melalui pengunduran diri terjadi setelah adanya kesepakatan tertutup antara parpol dan kader yang diberhentikan,” tegasnya.
Kesepakatan tertutup ini, lanjut Lucius, dapat terwujud melalui berbagai cara. Dalam konteks Ratu Wulla, partai politik mungkin mendekatinya dengan alasan-alasan yang dianggap dalam kepentingan partai.
Sebagai seorang kader yang taat atau patuh, Ratu Wulla mungkin memilih untuk patuh terhadap keputusan partai yang disodorkan, bahkan jika itu berarti harus mengundurkan diri.
“Hanya saja tetap sulit untuk diterima jika semuanya baik-baik saja dalam proses pembuatan kesepakatan itu,” tandas Lucius Karus.
@ratuwullatalu76CimoryLandWithFamily
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.