Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo-Flores (BPOLBF), Shana Fatina menyambut baik kebijakan pemerintah untuk membatasi kuota pengunjung ke Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pembatasan jumlah kunjungan ke Taman Nasional Komodo dengan sistem pembatasan pengunjung bertujuan untuk meminimalisir dampak negatif kegiatan wisata alam terhadap kelestarian populasi biawak Komodo dan satwa liar lainnya.

“Memang sudah seharusnya ada daya dukung dan daya tampung di Taman Nasional Komodo. Ada metode perhitungannya dan ini menjadi ambang batas,” ujar Shana Fatina saat dihubungi Tajukflores.com, Senin (27/6) malam.

Baca Juga:  Gantikan Dudung, KSAD Agus Subiyanto Ngaku Dapat Arahan Khusus dari Jokowi Terkait Pemilu

Shana mengatakan, kunjungan ke kawasan TNK perlu dibatasi agar tidak mengganggu ekosistem yang ada. Apalagi, kata dia, jumlah kunjungan ke TNK cenderung meningkat setiap tahunnya.

“Nah untuk itu, kita harus kembangkan pariwisata tidak menumpuk di kawasan. Makanya kita bangun konektivitas Labuan Bajo ke (seluruh) Flores, Lembata, Alor, juga ke destinasi (wisata) NTT lainnya,” ungkap Shana.

Baca Juga:  NTT Kembali Berduka, 2 Tokoh Nasional Daniel Dhakidae dan Umbu Landu Paranggi Meninggal Dunia

Diketahui, pembatasan kuota pengunjung ke TNK dilakukan dengan menerapkan sistem digitalisasi manajemen pengunjung dengan mengimplementasikan program Experimentalist Valuing Environment (EVE).

Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi menjelaskan, melalui program EVE, biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung tidak hanya diperuntukkan untuk biaya perjalanan dan biaya-biaya lainnya di Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo (transportasi darat/bandara/pelabuhan), namun juga dapat berkontribusi dalam upaya konservasi/pelestarian komodo serta pemberdayan masyarakat di sekitar TNK.