Jakarta – Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa mengganti konsumsi daging merah dengan ikan hijauan laut seperti sarden, herring, dan teri dapat menyelamatkan nyawa dari risiko kematian dan meningkatkan kesehatan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Global Health mengungkapkan bahwa mengganti konsumsi daging merah dengan ikan umpan seperti sarden, herring hingga teri dapat mencegah 750 ribu kematian setiap tahunnya pada 2050.
Dilansir dari Medical Daily, Minggu (14/4), penelitian tersebut juga menemukan bahwa konsumsi ketiga ikan itu berpotensi menurunkan potensi kecacatan yang disebabkan oleh penyakit yang berkaitan dengan pola makan.
Di sisi lain, konsumsi daging merah dan daging olahan terbukti dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Contohnya ada stroke, penyakit jantung, diabetes, kanker usus dan penyakit arteri koroner.
“Penyakit-penyakit ini menyumbang sekitar 70 persen kematian global pada tahun 2019. Maka dari itu, ikan hijauan laut yang kaya akan asam lemak tak jenuh, mengandung Omega-3 (DHA dan EPA), yang asupannya dapat mencegah penyakit jantung koroner, serta kaya akan kalsium dan vitamin B12. Mereka juga memiliki jejak karbon paling rendah dibandingkan sumber makanan hewani lainnya,” ujar jurnal penelitian itu.
Namun saat ini, tiga perempat dari hasil tangkapan ikan hijauan digiling menjadi tepung ikan dan minyak ikan, produk yang sebagian besar digunakan untuk budidaya ikan, ditujukan untuk konsumen berpenghasilan tinggi.
Para peneliti menjelaskan perubahan pola makan yang direkomendasikan ini bisa sangat bermanfaat bagi negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, dimana jenis ikan ini harganya terjangkau dan berlimpah, dan dimana beban penyakit seperti penyakit jantung sangat besar.
Dalam analisanya, peneliti menyusun empat skenario berbeda berdasarkan proyeksi konsumsi daging merah pada tahun 2050 di 137 negara dan data historis penangkapan ikan hijauan dari habitat laut.
Skenario pertama difokuskan pada pengutamaan pasokan dalam negeri, pemanfaatan ikan umpan untuk konsumsi nasional atau sebagai pengganti daging merah.
Dalam skenario kedua, penekanannya adalah pada pengurangan asupan daging, khususnya di negara-negara dimana konsumsi domba dan sapi melebihi tingkat yang direkomendasikan yaitu 15 Kkal.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.