Skenario ketiga menargetkan memastikan asupan ikan yang cukup, dengan prioritas pada negara-negara yang konsumsi ikannya berada di bawah tingkat yang direkomendasikan yaitu 40 Kkal.

Terakhir, skenario keempat melibatkan penggantian daging merah dengan persentase yang sama di semua negara berdasarkan ketersediaan ikan umpan.

Hasilnya, dalam skenario satu menunjukkan jumlah kematian yang dapat dicegah paling rendah. Alokasi seluruh ikan umpan ke wilayah dengan asupan ikan terendah, khususnya di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah sesuai skenario tiga, akan mengurangi beban penyakit global dengan lebih efektif.

Ketika ikan-ikan tersebut diadopsi secara luas untuk konsumsi langsung manusia, hal ini memberikan manfaat kesehatan masyarakat yang besar, khususnya dalam hal mengurangi terjadinya penyakit jantung koroner.

“Secara global, pendekatan ini dapat mencegah setengah juta hingga 750.000 kematian akibat penyakit terkait pola makan pada tahun 2050—dan kematian akibat penyakit jantung koroner pada khususnya—dan dapat mencegah 8–15 juta tahun hidup dengan disabilitas, yang sebagian besar adalah terkonsentrasi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah,” kata para peneliti.

Meskipun demikian, pasokan ikan terbatas dan tidak akan cukup untuk menggantikan semua daging merah. Sehingga penelitian ini merekomendasikan peningkatan konsumsi ikan per kapita harian hingga mendekati tingkat yang direkomendasikan yaitu 40 Kkal di sebagian besar negara.

Sehingga dapat mengurangi kematian akibat penyakit jantung koroner, stroke, diabetes dan kanker usus sebesar dua persen pada tahun 2050.

“Terlepas dari potensi teoritis dari ikan umpan, beberapa hambatan seperti tepung ikan dan pengolahan minyak, penangkapan ikan yang berlebihan, perubahan iklim, dan penerimaan budaya dapat menghalangi terwujudnya manfaat kesehatan dari ikan umpan,” kata para peneliti.

Oleh karena itu, para peneliti menyarankan agar koordinasi dan tindakan multi-sektoral seperti memprioritaskan akses ikan yang terjangkau bagi masyarakat miskin dan mempromosikan penggunaan mikroalga yang kaya nutrisi dapat membantu mengatasi beberapa hambatan ini lebih digalakkan pemerintah pada masyarakat.