Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menanggapi rumor Rachmat Gobel bakal ditetapkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam rapat kerja nasional (rakernas) Partai Nasdem. Menurutnya, rumor itu cukup mengejutkan, sebab selama ini nama Rachmat Gobel belum pernah muncul dalam setiap rilis yang disampaikan lembaga survei baik popularitas maupun elektabilitasnya.

“Rachmat Gobel memang kader Nasdem yang secara finansial layak menjadi cawapres. Namun untuk maju menjadi cawapres tentu tak cukup hanya bermodalkan finansial,” ujar Jamiluddin dalam keterangannya, Selasa (14/6).

Baca Juga:  Kecamatan Langke Rembong Jadi Jawara Liga Desa di Manggarai

Jamiluddin mencontohkan kasus mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Selain memiliki finansial yang mumpuni, elektabilitas JK juga masih terlihat. Dengan begitu, kata dia, JK masih dapat membantu pundi-pundi suara untuk pasangannya.

“Jadi, hingga saat ini Rachmat Gobel tampaknya hanya layak menjadi cawapres dari sisi finansial saja. Dari sisi elektabilitas tentu Rahmat Gobel sangat tidak layak diusung menjadi cawapres,” katanya.

Baca Juga:  Alasan Covid-19, Konferensi Polwan Sedunia 2021 di Labuan Bajo Diundur

Oleh karena itu, Jamiluddin berpendapat, jika Nasdem pada rakernas mendatang menetapkan Rachmat Gobel sebagai cawapres, maka kesannya hal itu sangat dipaksakan.

“Nasdem sudah irasional dalam memilih cawapres yang akan diusungnya,” pungkas dia.

DPP Nasdem sendiri akan menyiapkan tiga sebagai kandidat calon presiden (capres). Namun, dalam konferensi pers di kantor DPP Nasdem, Jakarta, Senin (13/6) kemarin, Nasdem tidak menyebutkan adanya penjaringan cawcapres.