Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang arah kebijakan moneter The Fed.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia berencana membatasi BBM bersubsidi mulai 17 Agustus 2024. Hal ini dilakukan untuk mencegah defisit APBN yang semakin melebar akibat fluktuasi harga minyak dan nilai tukar rupiah, serta meningkatnya volume LPG dan listrik bersubsidi.

Baca Juga:  Teken PKS dengan BPOLBF, Eiger Indonesia Segera Bangun Eiger Adventure Store di Parapuar Labuan Bajo

Meskipun pembatasan BBM bersubsidi dapat memberikan tekanan pada rupiah dalam jangka pendek, di sisi lain, hal ini dapat membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas fiskal dan mengurangi defisit APBN.

Secara keseluruhan, prospek rupiah dalam waktu dekat masih akan dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, seperti kebijakan moneter The Fed, data ekonomi AS, dan kebijakan pemerintah Indonesia.

Baca Juga:  Esther Dangosu, WNI Kelahiran Nigeria Kembali Raih Gelar Diplomat Terbaik di Amerika Serikat

“Defisit APBN menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah, untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan anggaran negara. APBN 2024 diperkirakan akan lebih besar dari target yang ditetapkan,” pungkas Ibrahim menutup analisisnya.