Pada 2022, Indonesia menjadi negara ke-5 di Asia yang menjadi tuan rumah KTT G20 setelah Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Arab Saudi. KTT G-20 tahun ini mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”.

Dilansir dari Presidenri.go.id, Presiden Jokowi menerangkan, nantinya akan ada tiga hal yang menjadi fokus utama dalam KTT G-20 tersebut.

Tiga hal itu di antaranya akan membahas tentang penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital, serta transisi menuju energi berkelanjutan.

Momen ini menjadi kesempatan bagus bagi negara Indonesia dan negara berkembang lainnya untuk memperjuangkan aspirasi, serta merasakan manfaat positif dari kerja sama setiap negara anggota G-20.

G-20 ini sendiri merupakan sebuah forum yang sangat strategis. Anggotanya mewakili lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Untuk menjadi anggota, sebenarnya tidak ada kriteria tertentu. Namun yang jelas, negara anggota perlu memberikan dampak dan berkontribusi pada perekonomian dunia serta menjaga stabilitas keuangan dunia.

Baca Juga:  DPRD Minta Bupati Edi Endi Tak Tunduk ke Pemprov NTT Soal Pengelolaan TN Komodo

Dari informasi yang dihimpun, syarat untuk masuk menjadi anggota G20 adalah negara tersebut harus masuk 20 besar ekonomi dunia. Hal ini bisa dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sejak KTT G-20 diselenggarakan di Washington, Amerika Serikat pada tahun 2008, setidaknya ada tiga isu utama yang selalu menjadi perhatian para pemimpin G20.

Pertama, respons terhadap krisis. Kedua, yaitu isu reformasi lembaga keuangan internasional, dan ketiga adalah isu perdagangan. Pada masa itu tujuan utama G20 lebih cenderung mencari jalan keluar untuk mengontrol krisis.

Semenjak saat itu, isu yang dibahas di setiap KTT G20 semakin meluas. Tidak hanya berfokus pada isu keuangan dan ekonomi, pertemuan para pemimpin negara G20 pun ikut membahas isu non-keuangan. Dalam mekanismenya setiap pertemuan G20 akan dibagi menjadi dua jalur yakni finance track dan sherpa track.

Baca Juga:  Bupati Ende Marsel Petu Meninggal Dunia

Pembentukan G-20 ini sendiri tidak hanya sebatas forum seremonial belaka. Lebih dari itu, ada sejumlah peran nyata yang sudah dikerjakan oleh setiap negara anggota G-20. Beberapa peran nyata yang sudah dilakukan oleh G20 antara lain seperti mengatasi krisis keuangan global 2008, menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS), hingga berkontribusi dalam penanganan Covid-19.

G-20 menjadi forum yang bermanfaat bagi Indonesia dan negara anggotanya. Hubungan yang terjalin juga akan memberikan keuntungan untuk semua negara anggota G20.*