Dalam rangka menyambut tamu delegasi kegiatan sampingan atau side event KTT G20 di Kota Wisata Super Premium Labuan Bajo, Manggarai Barat-Flores, NTT Unit Penyelenggara Bandara Komodo telah menyiapkan berbagai hal secara optimal.

Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandara Komodo Hariyanto menerangkan, saat ini, pihaknya sudah menata kawasan bandara dengan sangat baik dan sudah siap menerima tamu delegasi tersebut.

“Bandara Komodo sudah lebih rapi dan siap. Kami berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) karena penekanan G20 itu protokol kesehatannya,” terang Hariyanto di Labuan Bajo, Senin (9/5).

Hariyanto menjelaskan, penerapan protokol kesehatan itu seperti dalam bentuk aturan vaksinasi dan juga soal pemakaian masker. Semuanya dijalankan dengan sangat disiplin dan ketat.

Seluruh petugas yang ada di Bandara Komodo, demikian Hariyanto, sudah disuntik vaksin ketiga atau vaksin booster. Karena itu, ia memastikan bahwa pihaknya akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi para tamu delegasi yang datang.

Selain itu, lanjut Hariyanto, pihaknya juga selalu melakukan koordinasi dengan panitia penyelenggara kegiatan sampingan KTT G20 terkait berbagai hal teknis dalam menunjang penyambutan ataupun pemulangan para tamu delegasi.

“Setiap kegiatan itu dengan panitia yang berbeda-beda. Jadi kami koordinasikan bagaimana penyambutan dan pemulangan tamu,” tutur Hariyanto.

Sementara dari segi kesiapan bangunan di Bandara Komodo, Hariyanto mengatakan bahwa semuanya sudah ditata secara rapi dan hal itu dipastikan sangat membantu dan memudahkan para tamu delegasi.

Untuk diketahui, salah satu side event perdana dari KTT G20 Indonesia 2022 yang akan digelar di Kota Wisata Labuan Bajo ialah ourism Working Group (TWG) 1 atau Kelompok Kerja Pariwisata. Dalam agendanya, kegiatan ini akan berlangsung pada 10 hingga 11 Mei 2022.

Baca Juga:  Viktor Laiskodat Instruksikan Kepala Daerah se-NTT Siaga Bencana

Sekelumit KTT G20

Untuk diketahui, KTT G-20 ini merupakan sebuah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU).

Saat ini anggota negara G20 meliputi Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Pada 2022, Indonesia menjadi negara ke-5 di Asia yang menjadi tuan rumah KTT G20 setelah Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Arab Saudi. KTT G-20 tahun ini mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”.

Dilansir dari Presidenri.go.id, Presiden Jokowi menerangkan, nantinya akan ada tiga hal yang menjadi fokus utama dalam KTT G-20 tersebut.

Tiga hal itu di antaranya akan membahas tentang penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital, serta transisi menuju energi berkelanjutan.

Momen ini menjadi kesempatan bagus bagi negara Indonesia dan negara berkembang lainnya untuk memperjuangkan aspirasi, serta merasakan manfaat positif dari kerja sama setiap negara anggota G-20.

G-20 ini sendiri merupakan sebuah forum yang sangat strategis. Anggotanya mewakili lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Untuk menjadi anggota, sebenarnya tidak ada kriteria tertentu. Namun yang jelas, negara anggota perlu memberikan dampak dan berkontribusi pada perekonomian dunia serta menjaga stabilitas keuangan dunia.

Baca Juga:  Bawaslu Manggarai Kawal Proses Verifikasi Administrasi Bakal Calon DPD

Dari informasi yang dihimpun, syarat untuk masuk menjadi anggota G20 adalah negara tersebut harus masuk 20 besar ekonomi dunia. Hal ini bisa dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sejak KTT G-20 diselenggarakan di Washington, Amerika Serikat pada tahun 2008, setidaknya ada tiga isu utama yang selalu menjadi perhatian para pemimpin G20.

Pertama, respons terhadap krisis. Kedua, yaitu isu reformasi lembaga keuangan internasional, dan ketiga adalah isu perdagangan. Pada masa itu tujuan utama G20 lebih cenderung mencari jalan keluar untuk mengontrol krisis.

Semenjak saat itu, isu yang dibahas di setiap KTT G20 semakin meluas. Tidak hanya berfokus pada isu keuangan dan ekonomi, pertemuan para pemimpin negara G20 pun ikut membahas isu non-keuangan. Dalam mekanismenya setiap pertemuan G20 akan dibagi menjadi dua jalur yakni finance track dan sherpa track.

Pembentukan G-20 ini sendiri tidak hanya sebatas forum seremonial belaka. Lebih dari itu, ada sejumlah peran nyata yang sudah dikerjakan oleh setiap negara anggota G-20. Beberapa peran nyata yang sudah dilakukan oleh G20 antara lain seperti mengatasi krisis keuangan global 2008, menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS), hingga berkontribusi dalam penanganan Covid-19.

G-20 menjadi forum yang bermanfaat bagi Indonesia dan negara anggotanya. Hubungan yang terjalin juga akan memberikan keuntungan untuk semua negara anggota G20.*