Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut, Kemenparekraf bersama kementerian/lembaga akan secara maksimal mengembangkan destinasi-destinasi lain yang ada di Labuan Bajo, Manggarai Barat, tidak hanya Taman Nasional Komodo (TNK). Dengan demikian, kunjungan wisatawan dapat tersebar ke destinasi-destinasi lain.

Seperti Wae Rebo, Kabupaten Manggarai, salah satu desa wisata terbaik juga wisata kuliner yang sangat menarik di salah satu destinasi super prioritas itu.

Hal itu disampaikan Sandiaga Uno merespon polemik tiket terusan seharga Rp3.750.000 bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Taman Nasional Komodo dan berlaku selama satu tahun.

“Apalagi tahun depan dan tahun ini sebenarnya Labuan Bajo menjadi host dari begitu banyak event berskala dunia, termasuk ASEAN Summit. Kita harus membangun daya tarik-daya tarik wisata lainnya yang ada di luar Taman Nasional Komodo,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangan pers, Selasa (5/7).

Baca Juga:  Petugas Medis Kelelahan Tangani Pasien Covid-19, IRD RSUD SK Lerik Ditutup Sementara

Menurut Sandiaga, Menparekraf, wacana itu merupakan upaya untuk menjaga keberlangsungan dari aspek konservasi lingkungan di TN Komodo. Pihaknya akan melakukan koordinasi intensif agar nantinya keputusan yang diambil merupakan kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu. Kendati demikian, Sandiaga menyebut, wacana kenaikan tiket ke TNK masih dalam pembahasan.

Selain Wae Rebo, destinasi yang mendapat perhatian maksimal ialah kawasan Waterfront City, Labuan Bajo. Sandiaga Uno menyebut, kawasan Waterfront City akan diresmikan Presiden Jokowi dalam waktu dekat.

Baca Juga:  Kasus Kakek Cabuli Siswi SMP di Kandang Ayam, Tercium Uang Bungkam Rp 500 Juta

“Presiden juga akan meresmikan waterfront yang akan punya satu daya tarik unik yaitu menatap matahari terbenam tanpa harus pergi ke Taman Nasional Komodo.

“Jadi ini adalah destinasi-destinasi alternatif,” imbuh dia.

Sandiaga optimistis, dengan potensi alam dan budaya serta ekonomi kreatif yang dimiliki Labuan Bajo, apapun keputusan yang diambil nantinya, Labuan Bajo akan tetap menjadi destinasi liburan yang menghadirkan peluang usaha dan lapangan kerja yang luas untuk masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) secara khusus.