Orang Islam di Palestina juga mempunyai kayakinan bahwa Baitul Maqdis di Yerusalem. Percuma mereka merdeka tanpa Yerusalem, sebab dalam Yerusalem umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhamad pernah salat di sana. Sebelum Mi’raj, termasuk Masjid Al Alqsa adalah merupakan kiblat pertama umat Islam di dunia.
Sedangkan kayakinan bagi umat Yahudi, Yerusalem adalah itu milik kakek nenek moyang mereka.
Jadi, sebenarnya kalau melihat lebih dalam, orang Islam dan orang Yahudi itu sebenarnaya misanan. Maka, kalau ada saudara misanan atau saudara sekakek atau senenek, kalau tidak akur dan tidak cocok ya wajar. Sekarang aja banyak yang begitu. Jadi itu sunatullah.
Lucunya adalah, persoalan Palestina dan Israel digoreng sedemikian rupa dengan menyudutkan salah satu pihak untuk provokasi untuk kepentingan tertentu. Misalnya untuk donasi atau penggalangan dana yang tidak jelas penyaluranya, mengais suka diatas duka dan penderitaan.
Padahal di Palestina itu juga ada umat dari agama lain, Nasrani dan Yahudi, termasuk partai komunis juga tumbuh besar disana.
Hamas Mewakili Palestina?
Lalu siapakah Hamas yang sering menyerang Israel? Apakah ini mewakili seluruh rakyat Palestina?
Hamas adalah sebuah ormas sosial keagamaan Ikhwanul Muslimin di Gaza yang berubah menjadi partai politik di Palestina. Jangankan dengan Israel, dengan pemimpin negara Palestina saja kelompok Hamas ini selalu berbeda pendapat.
Kalau di Indonesia, kelompok Ikhwanul Muslimin ini berubah menjadi Partai Keadilan Sosial atau PKS. Sudah tahu kan seperti apa sepak terjang PKS di Indonesia? Oposisi yang paling sering nyinyir terhadap pemerintah.
Di Palestina, Hamas inilah yang sering berkonflik fisik dengan Israel, seolah tidak ada kedamaian. Bahkan di propaganda sedemikian rupa jika telah terjadi pembunuhan massal di sana.
Sama seperti di Indonesia, kelompok PKS ini yang mengklaim telah terjadi kriminalisasi terhadap ulama. Makanya kelompok PKS mengusulkan agar segera dibahas RUU perlindungan ulama. Padahal, ulama dari kelompok PKS lah sebenarnya yang membuat gaduh.
Kelompok PKS ini juga di Indonesia paling getol mengkampayekan dukungan terhadap kelompok Hamas di Palestina. Bahkan dalam aksi demo pun mereka mencetak bendera dan kaus Hamas.
Ada hal yang membuat tidak simpati masyarakat terhadap persoalan ini. Yaitu para pencari dana/donasi untuk dukungan Palestina di Indonesia adalah dominan dari orang orang dari kelompok organisasi sosial dan keagamaan. Sebut saja ACT HTI Ikhwanul Muslimin, FPI dan lain-lain.
Termasuk organisasi politik seperti PKS dan para tokoh agama, tokoh publik serta artis yang meneriakan anti demokrasi, anti terhadap pemerintah yang sah karena dianggap tidak menggunakan hukum Islam, dengan semangatnya mereka mendukung penegakan khilafah atau negara Islam.
Banyak kita jumpai di Indonesia tiba-tiba ada artis mendadak hijrah dan tiba tiba mendukung penegakan khilafah atau negara Islam. Padahal, kita tahu bahwa dalam tiga hari saja Palestina meluncurkan 1.500 roket ke wilayah Israel. Dari mana dana mereka dapatkan untuk membeli ribuan roket?
Khawatirnya penggalangan donasi untuk kelompok Hamas di Palestina justru digunakan untuk pembelian senjata yang justru akan memperburuk situasi, bukan digunakan untuk bantuan sosial. Berkaca seperti kasus di suriah yang kini hancur.
Ditambah lagi dengan seiring semakin banyaknya negara Arab yang berdamai dengan Israel saat warga Palestina terpecah secara politik, serta karena masalah ini tidak jadi agenda utama pemimpin Israel. Sulit melihat bagaimana upaya menuju perdamaian dapat dibuat oleh kedua negara.
Bagi kelompok Ikhwanul Muslimin, mereka berkeyakinan tidak dapat menjalankan ajaran agama dengan kaffah kalau tidak berkuasa atau punya kekuasaan. Jadi, mereka akan berjuang totalitas agar dapat berkuasa penuh. Termasuk Ikhwanul Muslimin di Indonesia yang telah berubah menjadi PKS tidak akan bisa terima siapapun yang berkuasa kecuali kelompoknya.