Pada tanggal 6 Oktober 2023, lebih dari 5.000 roket tiba-tiba menghujani wilayah Israel ketika kelompok Hamas yang berbasis di Gaza mengumumkan dimulainya “Operasi Banjir Al-Aqsa.”

Serangan ini mengguncang Israel dan mengaitkannya dengan peristiwa sejarah yang penting, yakni Perang Yom Kippur yang terjadi pada tanggal yang sama pada tahun 1973. Namun, mengapa Hamas memilih tanggal ini untuk melancarkan serangannya?

Pertempuran Yom Kippur adalah salah satu episode penting dalam sejarah Timur Tengah yang terjadi pada tanggal 6 Oktober 1973. Pada hari itu, yang juga dikenal sebagai Yom Kippur, hari paling suci dalam agama Yudaisme, koalisi negara-negara Arab melancarkan serangan mendadak terhadap wilayah pendudukan Israel.

Serangan ini memicu Perang Yom Kippur, yang sebagian besar terjadi di Dataran Tinggi Golan, Sinai, dan wilayah lain yang telah diduduki oleh Israel sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Ketegangan geopolitik mencapai puncaknya saat Presiden AS saat itu, Richard Nixon, mengeluarkan peringatan nuklir global, mengkhawatirkan banyak pihak akan eskalasi konflik ini menjadi konfrontasi nuklir yang lebih luas.

Selama pertempuran yang berlangsung selama dua minggu, hampir 20.000 orang tewas, dan Israel akhirnya keluar sebagai pemenang dengan merebut lebih banyak wilayah yang sebelumnya telah diduduki oleh negara-negara Arab.

https://cdn.tajukflores.com/posts/1/2023/2023-10-10/25f4a17f7d377d907494a5535b04f5d1_1.png

Pertempuran Yom Kippur terjadi pada tanggal 6 Oktober 1973, tanggal yang sama ketika Hamas Palestina menyerang Israel dari Jalur Gaza pada 6 Oktober 2023. (Foto: Selasar)

Perang ini juga memicu krisis energi global ketika negara-negara Arab yang merupakan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menghentikan pengiriman minyak ke negara-negara Barat yang mendukung Israel.

Kembali ke tahun 2023, pada tanggal yang sama, lebih dari 5.000 roket dilepaskan oleh kelompok Hamas yang berbasis di Gaza sebagai bagian dari operasi yang mereka sebut “Banjir Al-Aqsa.”

Para pejabat Hamas mengaitkan serangan ini dengan penjajahan Israel yang telah berlangsung selama 75 tahun, mengklaim bahwa Israel telah “menduduki secara ilegal” tanah Palestina.

Selain alasan sejarah, serangan Hamas pada tanggal 6 Oktober 2023 juga terkait dengan ketegangan yang telah berkecamuk antara Israel dan Palestina dalam beberapa tahun terakhir.