Menurutnya, akhir-akhir ini ajakan untuk mencintai kembali budaya dari berbagai pihak mulai muncul di permukaan. Di lingkungan birokrasi, misalnya, aparatur sipil negara di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota diwajibkan mengenakan pakaian bermotif etnik tertentu.
“Karena itu kami berharap bahwa kegiatan semacam ini juga dapat menjadi kontribusi sekolah seminari dalam mendukung gerakan secara masif untuk pelestarian budaya,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan pameran tersebut merupakan bagian dari agenda tahunan untuk memeriahkan pesta keluarga Seminari Tinggi St. Mikhael dalam memperingat pesta pelindung di sekolah para calon rohaniwan katolik itu.
Halaman