Tajukflores.com – Perlukah kita takut pada simbol salib? Atau lebih tepatnya, sesuatu yang dianggap menyerupai simbol agama Kristen?
Ini terjadi di Solo. Titik nol kota ini, persis di depan Balai Kota, diberi ornamen yang menggambarkan delapan penjuru mata angin. Entah melihatnya pakai kacamata seperti apa, ornamen tersebut dianggap menyerupai tanda salib. Itu pun kalau dilihat dari tampak atas.
Akibatnya protes terlontar dari beberapa kelompok masyarakat. Ujung-ujungnya, ornamen itu dipermak demi meredam keresahan.
Sungguh ajaib. Mengapa mesti sebegitu takutnya akan simbol? Kalaupun ornamen itu mirip salib, lalu kenapa? Di mana-mana toh kita juga bisa melihat gereja dengan segala simbolnya. Atau rumah ibadah agama lain. Apa bedanya?
Kalau mau ditilik, perancang ornamen ini seorang Muslim yang membayangkan delapan penjuru mata angin, bukan salib. Kalau sejak awal diketahui ini gambar salib, seharusnya Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo yang protes duluan, karena simbol agamanya diinjak-injak orang. Tapi toh tetap saja Pemkot Solo tunduk pada tekanan yang memprotes.