Jakarta – Pakar epidemiologi, Dicky Budiman, turut mengomentari perilaku seks bebas content creator, Siskaeee. Yang baru-baru ini mengakui telah berhubungan intim dengan 216 pria.

Dicky menekankan bahwa meskipun saat ini ia merasa sehat, bukan berarti risiko HIV, infeksi menular seksual (IMS), dan bahkan cacar monyet atau Mpox sepenuhnya tidak ada baginya.

Dicky menyoroti fakta bahwa Mpox saat ini banyak menular di kalangan kelompok LSL (Laki-laki Seks Laki-laki), dan ia yakin bahwa jika transmisi tidak berhasil ditekan, virus tersebut akan mulai menyebar di kelompok lain..

“Misalnya dia kan bilang saya sudah melakukan tes HIV, tapi negatif, HIV kan ada periode jendela, yang mungkin saat ini dia masih negatif, tapi kita tidak tahu tiga sampai enam bulan ke depan,” dikutip dari detikcom Selasa 14 November 2023

“Jadi itu masalah waktu terinfeksi penyakit-penyakit berisiko, termasuk di dalamnya monkeypox. Dan ini termasuk kelompok yang harus divaksin monkeypox. Karena mereka termasuk yang berisiko tinggi tertular,” sambung dia.

Dicky mendesak masyarakat untuk tidak menormalisasi perilaku seks bebas. Ia menyoroti bahwa selain HIV dan monkeypox, salah satu penyakit yang dapat mengancam kesehatan adalah infeksi menular seksual (IMS), seperti gonore. Gejala gonore dapat dikenali dari kemunculan nanah pada urine.

Dicky memberi peringatan bahwa jika seseorang terus-menerus terkena IMS setelah menjalani pengobatan, kemungkinan besar dapat terjadi resistensi antibiotik. Ini berarti bahwa obat yang semula efektif tidak lagi efektif karena mendorong perkembangan bakteri baru yang resisten terhadap pengobatan.

“Karena orang seperti itu berulang kali membawa IMS, yang akhirnya konsumsi banyak antibiotik, yang membuat terjadi resistensi antimikroba pada penyakit, patogen yang menyebabkan IMS, dan itu yang sudah terjadi di kawasan ASEAN ini,” tutur dia.

Dicky memberikan contoh pada kasus pengobatan gonore, di mana saat ini sudah sulit untuk mengatasi infeksi tersebut hanya dengan menggunakan ampicilin.

“Sekarang ada jenis yang bahkan amat sangat mahal dan itu juga terbatas,” sambung Dicky.

Spesialis obgyn, Dr. Boyke Dian Nugraha, juga mengutarakan hal serupa. Ia menyebutkan bahwa infeksi bakteri gonore saat ini terus mengalami mutasi di Tanah Air.

“Infeksi super gonore, ada, jaman dulu saya ngobatin gonore cukup dengan penisilin, tapi karena banyak kebal, harus pakai yang naik lagi, sampai sekarang gonore bermutasi menjadi lebih kebal ya, makanya banyak obat-obat antibiotik yang sudah tidak mempan, sehingga mengobati gonore pun kadang-kadang harus melakukan pemeriksaan cek resistensi gonore,” sambung dia.

“Kebal karena mungkin sudah berkali-kali, berobat tidak tuntas, akhirnya kumannya jadi kebal, sekarang dikasihnya generasi terbaru, sudah mulai obat-obatan yang keras,” pungkasnya.

Di tengah ancaman resistensi obat akibat mutasi gonore, Dr. Boyke sekali lagi mengimbau masyarakat untuk menghentikan perilaku seks bebas. Ia menekankan bahwa jika seseorang membeli antibiotik, perlu ada resep dokter agar jumlah dosis yang digunakan sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan. Selain itu, penting untuk disiplin dalam menghabiskan seluruh dosis obat antibiotik yang telah diresepkan.