“Setiap beberapa hari atau paling lama seminggu pasti ada produk yang terjual sehingga manfaatnya betul-betul kami rasakan sangat membantu ekonomi kami,” tambahnya.

Rambu Eri mengemukakan tidak jarang pula galeri itu selalu dikunjungi tamu-tamu domestik maupun mancanegara untuk membeli maupun melihat langsung proses pembuatan tenun ikat Sumba ini.

Ia mengapresiasi pihak BI Perwakilan Provinsi NTT yang menghadirkan galeri tersebut untuk memperlancar pemasaran produk kain tenun yang sebelumnya menjadi salah hambatan yang dialami para pengrajin.

Manager Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan, Kantor BI Perwakilan Provinsi NTT, Andre Asa mengatakan tujuan utama kehadiran galeri itu untuk menguatkan ekonomi rumah tangga warga sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Karena itu, BI NTT melalui program sosial telah mengucurkan anggaran sekitar Rp700 juta untuk menghadirkan galeri tenun ikat ini yang dibangun sejak tahun 2017.

“Kami bersyukur karena ternyata galeri ini menjadi tempat yang representatif bagi para penenun yang sudah merasakan keuntungan ekonomi dari hasil produksi tenun ikatnya,” katanya.