Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat (Viktor Laiskodat) ikut berkomentar soal pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kabupaten Penaham Paser Utara, Kalimantan Timur.

Menurut Viktor Laiskodat, pemindahan ibu kota negara tersebut sebenarnya sudah direncanakan oleh para pendiri Bangsa Indonesia sejak lama.

Karena itu, ia memandang bahwa pemindahan ibu kota negara sebagaimana dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Jokow Widodo (Jokowi) ini merupakan pelaksaan atas amanat yang sudah diberikan oleh para pendahulu atau para leluhur.

“Mimpi besar bangsa dan negara ini untuk mempunyai ibu kota baru itu di luar Jakarta itu sudah dimulai dari pendiri bangsa ini, founding fathers kita, bapak Ir Soekarno yang ingin dari awal ingin memindahkan ibu kota negara ke Palangkaraya, di Pulau Kalimantan, Pulau Borneo ini. Tetapi itu tidak bisa terlaksana,” demikian Laiskodat mengatakan di Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3).

Baca Juga:  Soal Penyakit DBD di NTT yang Terus Naik, Kabupaten Ngada Miliki Jumlah Kasus Meninggal Dunia Terbanyak

“Hari ini, kita bersyukur bahwa pemerintahan bapak Joko Widodo, ini dapat terlaksana. Pesan yang paling sungguh adalah bahwa bapak presiden Joko Widodo melaksanakan amanat yang telah disampaikan oleh leluhur sebelumnya dan dapat dilakukan untuk kepentingan kesejahteraan bangsa Indonesia dalam pemerataan ekonomi,” lanjut dia.

Pemindahan Ibu Kota ialah Langkah yang Baik

Baca Juga:  Sejumlah Wisatawan di Sumba Barat Daya Dipalak Preman

Lebih lanjut, Viktor Laiskodat mengatakan bahwa bagi NTT, pemindahan ibu kota negara ini merupakan suatu langkah yang sangat baik.

Ia memandang bahwa dengan terjadinya pemindahan ibu kota negara tersebut, hal itu akan menciptakan pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia.

Bagi Viktor Laiskodat, keberadaan dari ibu kota negara yang baru tersebut akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang baru bagi berbagai kawasan seperti di Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB dan bahkan Papua.

“Dan kami kalau datang ke Ibu Kota Negara tidak butuh waktu 3 jam. Kami butuh waktu 1 jam 45 menit, kami sudah ada di sini. Dan itu dampak yang baik,” tutur Viktor Laiskodat.*