Serikat Pekerja Informal, Migran dan Pekerja Profesional Indonesia (SP IMPPI) menyebut Pulau Batam, Kepulauan Riau (Kepri) merupakan daerah yang menempati posisi paling strategis sebagai pintu masuk dan keluar operasi sindikat mafia perdagangan orang (TPPO) dari Indonesia ke luar negeri.

SP IMPPI berharap Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) memperkuat Gugus Tugas Pencegahan dan Pemberantasan TPPO (GT PP TPPO). SP IMPPI merupakan sebuah organisasi pekerja bagian dari SPSI dan KSPSI yang dipimpin Andi Gani Nena Wea,

Hal itu disampaikan Ketua SP IMPPI, William Yani Wea, saat mendatangi Menkopolhukam Mahfud MD pada Selasa (21/3). William mendatangi Mahfud bersam Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) dan sejumlah advokat dari NTT.

Baca Juga:  Gempa M 6,6 Guncang Kota Kupang Kamis Pagi, Tidak Berpotensi Tsunami

Adapun kedatangan mereka guna mengadukan ke Mahfud perihal laporan aktivis HAM di Batam, Romo Paschal perihal bekingan sindikat perdagangan manusia (TPPO) di Batam.

Diketahui, Romo Paschal melaporkan Wakabinda Kepri Bambang Panji Priyanggodo perihal bekingan sindikat TPPO di Batam.

Selain melaporkan Bambang ke BG, Romo Paschal juga melapor ke Panglima TNI dan Puspom TNI.

Dalam dialog Mahfud MD, William mengungkap sejumlah fakta dan mengecam keras maraknya TPPO di beberapa provinsi. Menurutnya, ada 5 provinsi dengan korban tertinggi yaitu Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

William Yani We, menegaskan bahwa khusus di NTT, dalam tiga tahun terakhir jumlah peti mati korban TPPO yang dikirim dari Malaysia ke NTT sudah mencapai angka 600 lebih peti mati.

Baca Juga:  Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Bawa Kegembiraan Bagi Guru dan Murid

“Dari tahun ke tahun angkanya naik terus. Itu berarti ada yang salah dalam pelaksanaan UU Pencegahan dan Pemberantasan TPPO yang berjalan selama ini yang perlu dikoreksi segera,” ungkapnya, Selasa.

Menurut William, Pulau Batam merupakan daerah yang menempati posisi paling strategis sebagai pintu masuk dan keluar beroperasi sindikat mafia TPPO dari Indonesia ke luar negeri. Selain itu, pintu masuk bagi sindikat perdagangan manusia dunia (pekerja ilegal asing) ke Indonesia melalui Pulau Batam, juga angkanya naik terus tidak pernah berkurang.