Pertarungan Masih Ketat

Pengamat politik dari Universitas Nusa Cendana, Kupang, Yohanes Jimmy Nami, mengungkapkan bahwa hasil survei ini memberikan evaluasi penting bagi ketiga pasangan calon untuk mengarahkan strategi politik mereka.

“Hasil survei ini menjadi acuan bagi ketiga pasangan untuk merumuskan langkah ke depan, terutama dalam kerja politik yang lebih intensif,” ujar Jimmy.

Menurutnya, Ansy Lema memiliki keunggulan di sektor agraria dan kelautan, yang menjadi basis program dan konstituennya. Di sisi lain, Jimmy menekankan pentingnya bagi ketiga pasangan untuk fokus pada isu-isu kerakyatan yang dapat diartikulasikan dengan lugas kepada masyarakat.

“Program kerakyatan yang nyata, seperti pertanian, peternakan, dan nelayan, menjadi perhatian utama bagi masyarakat NTT. Hal ini menjadi poin penting dalam kampanye mereka,” tambah Jimmy.

Elektabilitas Tinggi Tak Menjamin Kemenangan

Pakar Ilmu Politik dari Universitas Nusa Cendana, Rudi Rohi, mengingatkan bahwa elektabilitas tinggi saat ini belum tentu menjadi jaminan kemenangan.

Mengingat angka swing voters yang masih cukup tinggi, pergeseran dukungan dapat terjadi menjelang pemungutan suara pada 27 November 2024.

“Elektabilitas yang tinggi saat ini tidak bisa dijadikan patokan mutlak, karena dinamika politik masih bisa berubah,” kata Rudi.

Survei ini dilakukan oleh Indikator Politik pada 28 September hingga 5 Oktober 2024. Sampel terdiri dari 1.000 responden yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling.

Survei ini melibatkan total 2.720 responden dari berbagai wilayah di NTT, termasuk Kota Kupang, Sumba Timur, Kupang, Timur Tengah Selatan, dan Manggarai Raya. Responden diwawancarai secara langsung oleh pewawancara terlatih.