Jakarta – Lembaga survei Poltracking Indonesia baru-baru ini merilis hasil survei terkait elektabilitas pasangan calon presiden-calon wakil presiden yang telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Menurut survei ini, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memimpin dengan elektabilitas sebesar 40,2%, diikuti oleh Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 30,1%, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan 24,4%.
Hanta Yuda AR, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, menjelaskan bahwa hasil simulasi menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran mengalami peningkatan elektabilitas sebesar 9,5% dari bulan September hingga November 2023.
Sementara itu, pasangan Anies-Cak Imin mengalami peningkatan sebesar 6,0%, sedangkan elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud mengalami penurunan sebesar 1,5%.
Dalam simulasi tiga nama bakal capres, Prabowo memperoleh elektabilitas tertinggi sebesar 41,7%, diikuti oleh Ganjar dengan 31,0%, dan Anies dengan 25,7%.
“Tren terbaru elektabilitas tiga (bakal) capres menunjukkan Prabowo cenderung mengalami kenaikan. Sementara itu, tren elektabilitas Ganjar cenderung fluktuatif dengan kenaikan di bulan Juli 2023, lalu mengalami penurunan di bulan November 2023,” kata Hanta Yuda dalam keteranganya, Jumat, 10 November 2023.
“Sedangkan Anies juga cenderung fluktuatif, mengalami penurunan di Juli 2023, lalu mengalami kenaikan sejak deklarasi (bakal) capres-cawapres pada awal September 2023,” imbuhnya.
Survei nasional Poltracking Indonesia dilaksanakan pada akhir Oktober hingga awal November 2023 dengan metode stratified multistage random sampling. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 28 Oktober hingga 3 November 2023, melibatkan 1220 responden dengan margin of error +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Survei ini mencakup 38 provinsi di seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, dengan stratifikasi survei berdasarkan proporsi jenis kelamin pemilih. Metode sampling ini dianggap sebagai representasi akurat seluruh populasi pemilih.
Data dikumpulkan melalui wawancara tatap muka menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah dipilih secara acak. Setiap pewawancara bertanggung jawab untuk mewawancarai 10 responden di setiap desa atau kelurahan yang terpilih.