Sebanyak 46 siswa SMP Negeri 1 Atap Munde, kecamatan Kota Komba, kabupaten Manggarai Timur (Matim), provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa ujian di luar kelas pada Rabu (14/4).

Hal ini terjadi karena para siswa harus mencari sinyal berjaringan 4G untuk bisa mengerjakan Ujian Sekolah Berbasis Digital (USBD).

Para siswa bahkan harus naik ke atas bukit yang berjarak tiga kilometer dengan jarak tempuh hampir satu jam dari sekolah demi mendapat sinyal. 

Selain menempuh jarak yang cukuk jauh, mereka juga mendapatkan banyak tantangan ketika mengikuti ujian di alam terbuka seperti digigit nyamuk dan HP mati karena kehabisan arusnya.

Meski begitu, para siswa tetap menaati protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan menggunakan masker.

Menurut Castigo Maria De Quirino, salah seorang siwa yang mengikuti ujian, awalnya pelaksanan ujian lancar-lancar saja. Kendala mulai terjadi pada hari ketiga dan keempat dimana jaringan mulai susah diakses.

“Kemarin kami mengikuti ujian dari tanggal 11-15 April 2021. Hari pertama dan kedua lancar-lancar saja. Namun di hari ketiga dan keempat, kami mengalami gangguan jaringan. Jaringan tiba-tiba hilang yang membuat kami panik, tidak ada sinyal sama sekali. Akhirnya tidak bisa mengerjakan soal-soal ujian akhinya mencari lokasi di atas bukit,” ujar Castigo saat diwawancara Metro TV, Jumat (16/4).

Terkait persoalan ini, para guru dan siswa berharap pemerintah segera menyediakan sinyal berjaringan 4G di wilayah tersebut dengan harapan siswa tak lagi mengerjakan USBD di luar sekolah.

Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informatika Matim, Bonefasius Sai mengatakan Pemda Matim sudah mengajukan permohonan pembangunan infratstruktur untuk menunjang penguatan sinyal di Matim melalui aplikasi pasti bakti.

Namun hingga kini baru 14 wilayah yang memiliki sinyal kuat sehingga menjalankan ujian dengan lancar

“Keseluruhan kita sudah mengajukan permohonan melalui aplikasi pasti bakti. Dimana seluruh wilayah-wilayah sekolah di Matim baik SMP, SMA maupun desa, kita sudah upload ke aplikasi pasti bakti,” kata Bonefasius.

Sampai saat ini, kata Bonefasius, pihaknya masih menunggu respon Kominfo. Pada 2019, ada beberapa infrastruktur yang dibangun di beberapa sekolah seperti bantuan internet dan super wifi yang tersebar di 14 lokasi dan pelaksanaan ujiannya berjalan lancar.

Namun, di wilayah-wilayah lain seperti Elar, Elar Selatan, dan sebagian Kota Komba masih belum memiliki akses internet.