Uwais Alkarni, selaku panitia penyelenggara, mengatakan bahwa sebagian besar peserta diklat ini adalah warga Labuan Bajo. Peserta lain juga berasal dari Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, Ende, dan Bima, NTB.

“Pada dasarnya yang bekerja di Labuan Bajo. Dari berbagai asosiasi, di antaranya Forum Komunikasi Open Deck, Fokal, Persatuan Penyelam Profesional Komodo, Asosiasi Dive, dan masyarakat umum yang ingin bekerja sebagai ABK kapal,” ungkap Alkarni yang menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Open Deck.

Alkarni menyebut diklat ini tidak hanya untuk mendapatkan sertifikasi, tetapi juga diharapkan dapat membentuk keterampilan dan kecakapan dalam mengelola situasi yang berhubungan dengan teknis dan keselamatan di saat melaksanakan pelayaran.

Ia berharap dengan adanya diklat ini, mampu melahirkan pelaut, pekerja kapal, dan bahkan nelayan yang terampil dan berkompeten di Labuan Bajo.