Tajukflores.com – Hari Raya Waisak, momen suci bagi umat Buddha di seluruh dunia, tak terkecuali di Tanah Air. Di Indonesia, perayaan Waisak tak hanya diwarnai dengan upacara khidmat, namun juga tradisi unik yang telah diwariskan turun-temurun.

Festival Lampion yang Memukau di Candi Borobudur

Candi Borobudur, mahakarya arsitektur Buddha terbesar di dunia, menjadi pusat perayaan Waisak di Indonesia. Ribuan umat Buddha dari berbagai penjuru negeri berkumpul di sini untuk memanjatkan doa dan mengikuti berbagai ritual suci.

Salah satu tradisi yang paling ikonik adalah Festival Lampion Waisak. Pada malam puncak perayaan, ribuan lampion kertas diterbangkan ke langit, menerangi kawasan candi dengan cahaya yang indah.

Tradisi ini melambangkan harapan, kebijaksanaan, dan pencerahan.

Menyaksikan Upacara Bathing the Buddha yang Penuh Makna

Di berbagai vihara di Indonesia, umat Buddha melaksanakan Upacara Bathing the Buddha. Upacara ini merupakan simbol penyucian diri dari kotoran batin, seperti keserakahan, kebencian, dan kebodohan.

Dalam upacara ini, patung Buddha Gautama dimandikan dengan air suci yang diiringi dengan pembacaan mantra dan nyanyian pujian. Umat Buddha percaya bahwa air suci ini dapat membantu mereka untuk mencapai pencerahan.

Berbagi Kebaikan dan Meditasi Mendalam

Waisak juga menjadi momen bagi umat Buddha untuk meningkatkan kebajikan dan mempraktikkan ajaran Buddha. Mereka akan melakukan meditasi, mendengarkan ceramah Dharma, dan melakukan perbuatan baik seperti membantu sesama.

Berbagi makanan dengan orang lain dan memberikan donasi kepada vihara juga merupakan tradisi yang umum dilakukan pada Hari Raya Waisak.

Menutupi Diri dengan Kain Putih dan Bertukar Kartu Ucapan

Umat Buddha di Indonesia umumnya mengenakan pakaian berwarna putih pada Hari Raya Waisak. Warna putih melambangkan kesucian dan kemurnian.

Tradisi lain yang tak kalah menarik adalah bertukar kartu ucapan Waisak. Kartu ucapan ini biasanya berisi pesan-pesan inspiratif dan penuh makna tentang ajaran Buddha.

Perayaan Waisak di Indonesia tak hanya semarak dengan tradisi, namun juga sarat makna spiritual.

Tradisi-tradisi ini menjadi pengingat bagi umat Buddha untuk terus mengamalkan ajaran Buddha dan mencapai pencerahan.