Jakarta – Sebanyak 30 warga Kampung Muka Ancol, Jakarta Utara, kembali mudik ke kampung halamannya di Pemalang, Jawa Tengah, dengan cara unik, yaitu menggunakan bajaj. Tradisi tahunan ini mereka lakukan untuk menghemat biaya mudik.

Khudori (43), salah satu sopir bajaj yang mengikuti tradisi ini, mengatakan bahwa penghasilannya sebagai sopir bajaj tidak cukup untuk membeli tiket angkutan umum.

“Karena keberatan kalau saya sebagai sopir bajaj untuk membeli tiket bus atau yang lain, karena pendapatan lagi menurun banget. Kalah sama ojek online,” ujar Khudori saat ditemui di Ancol, Sabtu (6/4), malam.

Menurut Khudori, uang hasil menarik bajaj yang tak menentu setiap harinya hanya cukup untuk membayar kebutuhan sehari-hari. Mulai dari membayar kontrakan hingga mencukupi nafkah keluarga.

“Makanya kami mudik naik bajaj, karena sekali jalan ngabisin uang hanya Rp300.000, itu sudah ramai-ramai patungan. Kalau naik bus satu orang berangkatnya saja Rp300.000,” kata Khudori.

Meskipun sempat ditawari program mudik gratis, Khudori dan kawan-kawannya tetap memilih mudik naik bajaj karena sudah terbiasa dan merasa nyaman.