Larantuka – Umat Katolik di Keuskupan Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), melaksanakan tradisi Rabu Trewa pada Rabu (29/3) malam. Tradisi Trewa merupakan bagian dari Pekan Suci atau Semana Santa.
Trewa, yang berarti bunyi-bunyian atau kegaduhan, dilakukan sebagai tanda memasuki suasana berkabung atas sengsara Yesus Kristus.
Rabu Trewa merupakan tradisi mengenang Yesus ditangkap, diarak, dan kemudian disalib.
Ritual Rabu Trewa dimulai dengan memadamkan lampu di sekitar Kapela Tuan Ma. Puluhan pemuda dan anak-anak kemudian berhamburan berlarian di jalanan dan pemukiman penduduk dengan membuat kegaduhan.
Mereka menyeret seng di sepanjang jalan, dimulai dari depan Kapela Tuan Ma dan menyusuri ruas jalan di kawasan tersebut.
Ritual Rabu Trewa menarik perhatian masyarakat setempat dan peziarah dari berbagai daerah. Salah satu peziarah asal Makassar, Sulawesi Selatan, Wati Kusuma, mengaku bangga dapat mengikuti ritual tersebut.
“Ini baru pertama kalinya kami alami proses Semana Santa. Sunggu luar biasa, kami semakin sadar bahwa kita manusia sangat kecil maka harus menghadirkan Tuhan setiap saat,” ujar Wati, dikutip dari RRI.
Wati dan 75 orang lainnya, yang terdiri dari anggota WKRI dan Legio Maria, mengikuti ritual tersebut dengan penuh kekhusyukan.
Wati mengaku menyaksikan ritual Semana Santa secara langsung semakin memperkuat iman dirinya bersama semua tim.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.