Pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC), Iksan Rosidi menganalisis keputusan Partai Demokrat untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan mendukung bakal Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dalam Pemilu 2024.

Keputusan Partai Demokrat untuk segera bergabung dengan KIM, menurut Iksan Rosidi, merupakan langkah politik yang matang dan cermat. Hal ini didasarkan pada komunikasi intensif dengan partai-partai lain yang telah lebih dahulu bergabung dalam KIM.

Iksan berpendapat bahwa bagi Demokrat, bergabung dengan KIM adalah keputusan yang strategis agar partai ini tidak terlalu lama tersandera dalam narasi kekecewaan dan pengkhianatan, terutama setelah Cak Imin diumumkan sebagai bakal Calon Wakil Presiden atau Cawapres Anies Baswedan.

Iksan Rosidi menyoroti beberapa aspek penting terkait keputusan Partai Demokrat ini:

1. KIM sebagai Pilihan Logis

Menurut Iksan, keputusan Demokrat untuk bergabung dengan KIM adalah langkah yang paling logis dan memungkinkan. Hal ini karena tidak ada hambatan komunikasi politik antara Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ketua umum Partai Demokrat.

Sementara komunikasi SBY dengan Megawati Soekarnoputri masih dalam fase beku. Sejarah politik juga menunjukkan bahwa Partai Demokrat telah mendukung Prabowo Subianto sebagai Capres pada Pemilu 2019.

“Bagi Demokrat, keputusan untuk segera bergabung dengan KIM merupakan keputusan politik yang cermat agar di mata publik partai ini tidak terlalu lama tersandera pada narasi kekecewaan dan pengkhianatan menyusul dinyatakannya Cak Imin sebagai bakal Calon Wakil Presiden atau Cawapres Anies Baswedan,” katanya, Sabtu (23/9).

https://cdn.tajukflores.com/posts/1/2023/2023-09-23/0e33adb5b3953f2ee25c02eeeb8bbdb9_1.png

Partai Demokrat mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto (Tajukflores.com/dok. Partai Demokrat)

2. Potensi Kemenangan Prabowo

Iksan mengungkapkan bahwa berdasarkan survei, elektabilitas Prabowo memiliki potensi besar untuk memenangkan kontestasi Pemilu Presiden mendatang. Keikutsertaan Partai Demokrat dalam KIM membuka peluang bagi mereka untuk mendapatkan insentif elektoral atau “coat-tail effect” dari Prabowo Subianto.