Ini juga akan berdampak positif pada perolehan suara Demokrat karena pemilih cenderung memilih partai pengusung Capres dan Cawapres.
“Karena secara survei, elektabilitas Prabowo berpotensi besar memenangkan kontestasi Pemilu Presiden mendatang. Ini juga membuka kemungkinan bagi Demokrat akan mendapatkan insentif elektoral atau coat-tail effect dari bakal Capres Prabowo Subianto, selain dari Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY yang elektabilitasnya juga relatif tinggi,” ujarnya.
Partai Demokrat mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto (Tajukflores.com/dok. Partai Demokrat)
3. Harga yang Harus Dibayar Demokrat
Iksan memperingatkan bahwa Demokrat harus menyesuaikan narasi politik yang telah mereka bangun selama ini. Demokrat cenderung mengusung narasi perubahan, sementara KIM lebih mengusung narasi keberlanjutan dari kepemimpinan Presiden Jokowi. Demokrat harus menjadi lebih fleksibel dalam mengemas narasi politik mereka.
“Maka Demokrat tentu harus menyesuaikan narasi politik yang dibangun selama ini. Demokrat harus lebih fleksibel dalam mengemas narasi perubahan. Bahkan, sebagai konsekuensinya, mungkin harus merubah kemasan menjadi narasi keberlanjutan,” katanya.
4. Peluang AHY sebagai Cawapres
Iksan menegaskan bahwa peluang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres dalam kontestasi Pemilu 2024 akan semakin tipis. Meskipun peluang tersebut tetap ada, kehadiran nama-nama kuat lain dalam KIM seperti Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, Airlangga Hartarto, dan Ridwan Kamil cenderung mengurangi peluang AHY.
Partai Demokrat mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto (Tajukflores.com/dok. Partai Demokrat)
“Tidak bisa dipungkiri di tubuh KIM saat ini telah ada nama-nama kuat lain juga santer disebut akan mendampingi Prabowo Subianto, seperti Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil, sehingga peluang AHY sebagai bakal Cawapres meskipun tetap ada, namun cenderung mengecil,” tandasnya.