Ustadz Munzir Situmorang Sebut Lembah Karmel Murtadkan Muslim, Pastor: Tokoh Agama Kok Provokasi!

Senin 12-12-2022, 19:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kuasi Paroki Sungai Lilin, Romo Vincent, OCarm menyayangkan pernyataan Ustadz Munzir Situmorang yang menyebut keberadaan Lembah Karmel, Cianjur, Jawa Barat bertujuan untuk memurtadkan umat muslim di wilayah itu.

Kuasi Paroki Sungai Lilin, Romo Vincent, OCarm menyayangkan pernyataan Ustadz Munzir Situmorang yang menyebut keberadaan Lembah Karmel, Cianjur, Jawa Barat bertujuan untuk memurtadkan umat muslim di wilayah itu.

“Sekedar bapak ketahui, dan harap kita semua (pahami) bahwa di Lembah Karmel itu banyak pekerja muslim. Coba bapak (Munzir Situmorang) cek, berapa yang menjadi Katolik. Hampir tidak ada, Pak. Ada banyak karyawan/i yang bekerja di sekitar situ dan itu beragama muslim. Dan tidak ada satu orang pun yang mengajak mereka menjadi Katolik. Karena prinsip kita itu sama, bahwa agama itu panggilan hati,” tegas Romo Vincent.

Tokoh Agama Jangan Jadi Provokator

Romo Vincent, lebih lanjut mengaku miris dengan apa yang disampaikan Ustadz Munzir Situmorang dalam kapasitasnya sebagai seorang tokoh agama. Menurutnya, apa yang disampaikan Munzir Situmorang lebih mengarah pada upaya provokasi ketimbang menyampaikan ajaran agama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Hemat saya, isi dari video ini adalah isi yang mengedepankan provokasi. Tokoh dalam video ini tidak mengedepankan isi dari intisari dari agamanya, tapi lebih menitikberatkan pada unsur lain. Semua kita tentu miris dengan tokoh-tokoh agama yang seperti ini ya, yang tidak mengajarkan intisari agama, tapi justru mengajarkan hal lain. Berbicara tentang agama yang lain,” kata Romo Vincent.

Baca Juga:  Sejarah Pastor Militer dan Lahirnya Ordinariatus Castrensis Indonesia

Ia pun sedikit kilas balik mengenai makna perjuangan para pahlawan bangsa dalam melawan penjajahan Belanda di zaman kolonial. Dia menegaskan, ketika para pahlawan dulu melawan penjajah, mereka tentu tidak pertama-tama mengedepankan agama, tetapi memperjuangkan kebebasan.

“Kebebasan agar mereka bisa hidup di tanahnya sendiri. Maka munculah perjuangan yang waktu itu yang nampak sporadis, tapi ada titik tertentu para pahlawan menyadari bahwa mereka mesti bersatu,” katanya.

“Itu berarti menyadari ada banyak perbedaan, keanekaragaman, lahirlah sumpa pemuda. walaupun itu sudah di ttik sekian maju, di tahun 1928, semua orang bersatu hati utk kemerdekaan. Kita harus bersatu: Satu nusa, satu bahasa, satu bangsa. Perjuangan itu adalah perjuangan yang disertai pengorbanan, keringat, air mata, darah bahkan nyawa,” imbuhnya.

Baca Juga:  Diduga Terlibat dalam Pendanaan Terorisme, Densus 88 Diminta Tangkap Fadli Zon dan Fahri Hamzah

Oleh sebab itu, menurut Romo Vincent, makna dari perjuangan pahlawan saat ini ialah meneruskannya dengan mengisi kemerdekaan. Tentu saja dengan merawat keankearagaman, termasuk perbedaan agama. Maka dari itu, tegas Romo Vincent, menjadi ironis jika tokoh-tokoh agama justru menjadi provokator.

“Kita sudah dihancurkan oleh penjajah terutama oleh zaman kolonial dengan adu domba. Maka sangat ironis kalau tokoh-tokoh agama di zaman ini lahir sebagai tokoh-tokoh yang mengadu domba umatnya. Kasian, umat di akar rumput, umat sederhana ya, mereka mudah sekali untuk terprovokasi,” tandas Romo Vincent OCarm.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Tajukflores.com. Mari bergabung di Channel Telegram "Tajukflores.com", caranya klik link https://t.me/tajukflores, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Alex K

Editor : Alex K

Berita Terkait

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT
Garuda Indonesia Dukung Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus ke Papua Nugini
Bupati Manggarai Barat Minta Penutupan Berkala Taman Nasional Komodo Dilakukan Bertahap
Terima Paus Fransiskus, Imam Besar: Masjid Istiqlal Jakarta Adalah Rumah Kemanusiaan, Bukan Hanya Tempat Ibadah
Paus Fransiskus Puji Indonesia, Tetap Memiliki Anak di Tengah Tren Global Memilih Binatang
GRIB Jaya Siap Kawal Pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa, Langkah Strategis untuk Percepatan Kesejahteraan Sosial
30 Anggota DPRD Terpilih Manggarai Barat Dilantik Hari Ini Tanpa Mario Pranda
Simak Jadwal dan Agenda Paus Fransiskus selama Kunjungan ke Indonesia pada 4 September
Berita ini 165 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 6 September 2024 - 15:04 WIB

BKN Umumkan Perpanjangan Pendaftaran dan Penyesuaian Jadwal Seleksi CPNS 2024

Jumat, 6 September 2024 - 13:46 WIB

Dana Beasiswa PIP Kemendikbud September 2024 Cair: Cek Rekening Anda Sekarang!

Kamis, 8 Agustus 2024 - 19:18 WIB

Panduan Lengkap Perpanjangan Visa on Arrival (VOA) di Indonesia: Kelayakan, Proses Aplikasi, dan Tips 

Kamis, 18 Juli 2024 - 13:40 WIB

Klarifikasi Penulis Novel Bramana’s Family Dinilai Playing Victim, Netizen Geram dan Tagar #JusticeForNova Menggema

Kamis, 18 Juli 2024 - 12:27 WIB

Terkuak Profesi Hans dan Rita Tomasoa, Pasutri Lansia Tewas Membusuk di Jonggol

Rabu, 17 Juli 2024 - 18:17 WIB

7 Rahasia Mencuci Baju Putih Tetap Cerah dan Bersih

Selasa, 16 Juli 2024 - 20:49 WIB

Tol Ngawi Bojonegoro Kapan Dibangun? Ini Desa yang Terdampak Tol Ngaroban dan Jadwal Pembebasan Lahan

Minggu, 14 Juli 2024 - 18:47 WIB

WhatsApp Kembangkan Fitur Translate Otomatis dalam Chat

Berita Terbaru

Sejumlah ekor mamalia paus terdampar di pesisir pantai di Kabupaten Alor. ANTARA/Ho-warga.

Daerah

BKKPN Selidiki Kasus 50 Ekor Paus Terdampar di Alor NTT

Sabtu, 7 Sep 2024 - 15:40 WIB