Jakarta – Paus Fransiskus bertemu dengan delegasi keluarga sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dan keluarga Palestina yang tinggal di Gaza di Vatikan pada Rabu, 22 November 2023. Delegasi tersebut terdiri dari 12 orang Israel dan 10 orang Palestina yang bertemu dengan Paus selama 20 menit.

Mereka berkesempatan menceritakan kisah mereka kepada Paus Fransiskus dan menyampaikan keinginan mereka untuk perdamaian.

Setelah pertemuan, Paus Fransiskus menyatakan bahwa konflik antara Hamas dan Israel bukan lagi perang, melainkan terorisme. Ia mendesak untuk bertekun dalam doa bagi semua orang yang menderita karena perang di berbagai belahan dunia, termasuk Ukraina, Israel, dan Palestina.

Paus Fransiskus juga menyatakan bahwa Islam tidak sama dengan terorisme. Meskipun ada laporan bahwa Paus Fransiskus dalam pertemuan tersebut telah menyebut apa yang terjadi di Gaza sebagai “genosida,” namun Vatikan menyangkal bahwa Paus telah menggunakan istilah tersebut.

Direktur Kantor Pers Tahta Suci, Matteo Bruni menyatakan bahwa Paus menggunakan “istilah yang telah dia ungkapkan sendiri” selama audiensi umum dan kata-kata yang bagaimanapun juga mewakili situasi mengerikan yang dialami Gaza.”

Para delegasi Palestina menyatakan bahwa mereka bertemu dengan Paus untuk meminta perdamaian dan keadilan, bukan untuk memanipulasi kata-kata Paus.

Setelah pertemuan, Paus Fransiskus juga menyebutkan bahwa konflik antara Hamas dan Israel tidak lagi sekedar perang, tapi sudah berubah menjadi aksi terorisme. Salah satu anggota delegasi Palestina, Mohammed Halalo, mengatakan bahwa keluarganya menjadi korban serangan udara Israel.

Para delegasi Palestina juga meminta Paus Fransiskus untuk mengunjungi Gaza, yang direspons oleh Paus sebagai “ide yang baik” dan bahwa ia “berjanji” untuk berkonsultasi melalui saluran diplomatik untuk mempelajari waktu yang tepat untuk pergi.

Pertemuan tersebut berlangsung tak lama setelah Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata sementara selama empat hari. Selama masa ini, Hamas telah menyetujui pembebasan setidaknya 50 sandera yang diculik dengan imbalan pembebasan 150 wanita Palestina di bawah umur yang ditahan di penjara Israel.

Lebih dari 40 hari sejak perang dimulai, hampir 13.300 warga Palestina telah kehilangan nyawa mereka di Gaza, dimana sekitar 5.600 di antaranya adalah anak-anak. Di Israel, jumlah korban tewas diperkirakan mencapai 1.200 orang.